Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, November 1, 2015

RM. HANTORO SIAP


Banyak warga Katolik yang kerap kesulitan mencari imam untuk memimpin misa ujub. Apalagi untuk misa arwah keluarga yang dalam adat Jawa dapat berulang kali dari wafat hari ke 3, ke 7, ke 40, ke 100, satu tahun, dua tahun, dan hari ke 1000. Misa ujub juga untuk peristiwa lain seperti malam menjelang perkawinan (midodareni) dan ulang tahun perkawinan dan ulang tahun hari lahir. Sekalipun di Keuskupan Agung Semarang ada banyak imam berkarya di paroki-paroki, tetapi kebutuhan misa ujub keluarga-keluarga kerap sulit terlayani karena para imam paroki sekarang harus berhadapan dengan berbagai corak pelayanan. Maka tidak sedikit umat yang kemudian datang ke Domus Pacis untuk mencari rama yang bersedia memimpin misa ujub. Namun demikian sampai beberapa lama yang biasa melayani hanya 2 orang, yaitu Rm. Yadi dan Rm. Bambang. Sebenarnya Rm. Agoeng kalau tidak ada acara juga selalu bersedia. Tetapi pekerjaan di Komsos KAS membuat Rm. Agoeng banyak tersita waktunya.

Pada hari Selasa 27 Oktober 2015 Rm. Bambang melihat Rm. Hantoro berjalan tanpa alat bantu tongkat. Selama hampir 8 bulan beliau lebih banyak memakai kursi roda dan 1 bulan terakhir sudah lebih banyak berjalan dengan menggunakan wolker atau tongkat. Ketika menyaksikan Rm. Hantoro berjalan tanpa tongkat, Rm. Bambang berseru "Wah, wis isa nampa permintaan misa ujub, ya. Suk Minggu takumumke neng Novena Domus" (Wah, sudah dapat menerima permintaan misa ujub, ya. Besok Minggu dalam Novena Domus saya umumkan) yang dijawab "Suk wae"(Besok saja). Tetapi pada makan pagi Rabu 28 Oktober 2015, ketika Rm. Hantoro masuk kamar makan berjalan tanpa alat bantu, Rm. Agoeng berkata "Wah, hebat. Pun sip" (Hebat. Jalannya sudah sip). "Wis isa nampa misa ta?" (Sudah dapat menerima permintaan memimpin misa, ta?) tanya Rm. Bambang yang ternyata dijawab oleh Rm. Hantoro "Ya, isa" (Ya, bisa). Hal ini tentu jadi kabar gembira untuk umat Katolik kota Yogya dan sekitarnya. Di Domus Pacis ada tambahan imam yang siap melayani misa ujub. Tetapi khusus untuk Rm. Hantoro pada saat ini harus ada jemputan dan antar pulang dari yang

memintanya.

0 comments:

Post a Comment