Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, November 25, 2015

RM. YADI SAKIT



"Kala wau tindak IGD Panti Rapih, nggih? Gerah napa?" (Tadi ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Panti Rapih, ya? Sakit apa?) Rm. Bambang bertanya kepada Rm. Yadi ketika makan malam pada hari Minggu 22 November 2015. Rm. Yadi menjawab "Wau weteng kula sebah. Krasa mules. Ajeng ngentut mboten tau isa" (Tadi perut saya terasa amat tidak enak. Rasanya mulas. Mau kentut tidak bisa). "Lha sakniki pripun?" (Sekarang bagaimana?) Rm. Bambang bertanya lagi yang mendapat jawaban "Teng rika disuntik lan dinehi pil kaya permen. Terus isa ngentut ping papat. Mula terus isa mulih" (Tadi disinjeksi dan diberi tablet yang rasanya seperti permen. Kemudian dapat kentut empat kali. Maka dapat pulang). Rm. Bambang tahu keadaan Rm. Yadi atas dasar berita dari Bu Riwi lewat BBM yang masuk pada hari itu saat jam 13.41. Bu Riwi mengirim gambar Rm. Yadi dengan komentar "IGD Pantirapih". BBM ini dibuka oleh Rm. Bambang pada jam 17.41 yang langsung mengirim pertanyaan "Gerah napa?" (Sakit apa) yang pada jam 17.54 dijawab oleh Bu. Riwi "Matur nuwun romo. Padaran, sampun kondur, dipun paringi obat, dan memakai BPJS" (Terima kasih, rama. Beliau sakit perut, kini sudah pulang. Mendapatkan obat dan memakai BPJS). Akhir-akhir ini Rm. Yadi memang sedang berurusan dengan dokter. Selama dua minggu ini beberapa kali harus ke dokter gigi. Pada malam itu Rm. Yadi bilang "Mbokmenawa ini pancen pun donyane wong tuwa" (Barangkali ini memang dunia kaum lansia).

Ternyata kondisi Rm. Yadi tidak membaik hingga Rabu 25 November 2015. Sudah sejak sebelum ke IGD Panti Rapih beliau selalu berkeringat dingin. Bu Riwi dalam BBM ke Rm. Bambang pada jam 05.02 pagi berkata "Nyuwun sewu romo .... saya berani-beranikan matur romo, tapi jangan bilang romo Yadi kalau saya matur ke romo Bambang. Romo Yadi sudah beberapa hari (sudah agak lama) selalu berkeringat dingin dan banyak, sampai kaos basah .... bernafas juga agak sesek .... saya sudah mengajak utk periksa tetapi tidak kerso, hari minggu ke ugd karena gak tahan sakit perut .... bagaimana caranya agar kerso periksa? Saya takutnya kalau jantung .... jangan sampai seperti pak riwi .... tdk tertolong" (Maaf, rama. Saya memberanikan diri berbicara kepada rama, tetapi jangan bilang ke R. Yadi kalau saya memberi informasi ke Rm. Bambang. Rm. Yadi sudah beberapa hari (sudah agaklama) selalu berkeringat dingin dan banyak, susah bernafas. Saya sudah mengajak periksa dokter tetapi ditolak. Pada hari Minggu ke UGD karena tidak tahan dengan sakit perutnya. Bagaimana caranya agar beliau mau periksa dokter? Saya takut kalau beliau menderita penyakit jantung. Jangan sampai seperti Pak Riwi ... Tidak tertolong).  Hal ini kemudian ditanyakan langsung oleh Rm. Bambang ke Rm. Yadi pada saat makan pagi. Karena Rm. Yadi mengiyakan maka Rm. Bambang berkata "Mangke kula dherekke teng Panti Rapih priksa dokter penyakit dalam" (Nanti saya antar ke Panti Rapih untuk periksa ke dokter penyakit dalam). Ketika Rm. Yadi bilang "Kula dereng ndhaftarke" (Saya belum mendaftar), Rm. Bambang berkata "Kula dhaftarke" (Saya yang mendaftar). Dan jam 09.30 bersama Mas Abas Rm. Bambang mengantar Rm. Yadi ke dokter Sidarta. Di situ Rm. Bambang baru melihat bahwa kaki beliau pun membengkak. Maka pada hari ini Rm. Yadi harus opname di ruang Lukas 315.

0 comments:

Post a Comment