Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, November 16, 2015

Sabda Hidup


Rabu, 18 November 2015
Grimoaldo Santamaria, St. Philippine Duchesne
warna liturgi Hijau 
Bacaan
2Mak. 7:1,20-31; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; Luk. 19:11-28. BcO Yeh. 20:27-44

Lukas 19:11-28:   
11 Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. 12 Maka Ia berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. 13 Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. 14 Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. 15 Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. 16 Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. 17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. 18 Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. 19 Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. 20 Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. 21 Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. 22 Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. 23 Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. 24 Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. 25 Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. 26 Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. 27 Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." 28 Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Renungan:
Membaca bacaan Injil hari ini bayanganku mengalir pada fakta ada orang yang hidupnya maju dengan pesat dan yang stagnan walau mereka berangkat dari pendidikan awal yang sama. Yang satu berkembang sedemikian rupa dan menjadi orang yang cerdas dan berpengaruh. Yang lain seakan-akan tidak tampak perkembangannya.
Di lain kesempatan saya menemukan kenyataan bagaimana orang yang test IQnya bagus kalah berhasil dengan orang yang tekun belajar terus. Si orang tekun ini meski IQnya tidak begitu bagus namun ia lebih berhasil hidupnya.
Rasa saya kita ini mungkin mempunyai titik berangkat, modal dasar yang sama. Namun pola hidup dan ketekunan mengolah modal dasar ini yang akan menentukan hasilnya. Mereka yang bermodal bagus namun tidak mengolah dan memutarnya dengan baik kalah dengan mereka yang sekalipun modalnya kurang namun tekun mengolah dan memutarnya. Kemauan dan ketekunan cukup menentukan perkembangan hidup seseorang.

Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Lihatlah situasimu sekarang. Bertanyalah dalam dirimu apakah anda sudah mengembangkan mina yang dipercayakan kepadamu.

Refleksi:
Sejauh mana mina yang dipercayakan padamu berkembang dengan baik?

Doa:
Tuhan, Engkau telah memberikan modal dasar untuk hidupku. Semoga dalam waktu hidupku ini aku bisa tekun mengembangkannya selaras dengan kehendakMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengembangkan mina yang dipercayakan kepadaku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment