Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, November 16, 2015

TAMU MEDARI


Hari itu adalah Senin 9 November 2015. Ketika jam hampir menunjuk angka 17.00 Rm. Bambang mendapat SMS dari Bu Rini "Kami sampai Dengung", dan kemudian pada jam 17.35 SMS "Kami sampai lampu merah Condongcatur." Kemudian Rm. Bambang berseru "Tamune meh teka" (Tamu hampir datang) dan meminta Mas Abas untuk menyiapkan Rm. Harto dengan kursi rodanya keluar. Satu per satu Rm. Tri Hartono, Rm. Yadi dan Rm. Hantoro pada hampir jam 17.50 sudah siap di kapel. Tetapi baru pada jam 17.55 tamu-tamu masuk Domus Pacis dan langsung diteriaki oleh Rm. Bambang "Yok , langsung misa sik" (Ayo kita langsung misa lebih dahulu). Ternyata kepadatan lalu lintas membuat perjalanan jadi amat tersendat. Mereka adalah rombongan kecil 7 orang ibu, 1 bapak, dan 1 orang pastor (Rm. Dadang) dari Paroki Medari. Rombongan ini memang sudah mengadakan janjian untuk berkunjung pada sore hari. Acara pertama adalah misa bersama para rama Domus dan Rm. Dadang bersedia untuk memimpin.

Sesudah misa yang berjalan selama hampir 30 menit, para tamu dan rama-rama menunju kamar makan. Di kamar makan Rm. Tri Wahyono dibawa masuk oleh Mbak Tari. Pada malam itu menu makan malam bagi para rama Domus menjadi istimewa. Mbak Tari membeli nasi goreng sebanyak 2 mangkuk besar. Ayam goreng 2 dos dan 1 parsel buah menjadi oleh-oleh dari para tamu. Kebetulan masakan sore dari yang mendapat giliran masak juga istimewa karena ada pangsit godog. Selama menikmati makan malam omongan sana-sini membuat suasana jadi meriah. Ejek mengejek antar rama juga menambah kemeriahan keakraban.

Tiba-tiba Rm. Dadang mendapat telepon dari umat Seyegan, Stasi di bawah Paroki Medari. Beliau harus melayani misa. Janjian dalam agenda yang tertulis Selasa 10 November ternyata harus dimengerti secara kultural Jawa tradisional, yaitu Senin malam 9 November. Maka para tamu minta pamit. Ternyata sebelum pergi, Rm. Bambang menerima sumbangan-sumbangan untuk pembuatan talud Domus: 1 amplop sumbangan umat lewat kotak mingguan yang dikoordinasi oleh Bu Bari, 1 amplop dari Bu Kanti, 1 amplop dari Bu Ari, dan 1 amplop dari Pastoran Medari. Sementara itu Rm. Dadang juga menyerahkan bantuan uang dari UNIO KAS untuk acara pergi bersama para rama dan karyawan Domus besok Senin siang 23 November 2013.

0 comments:

Post a Comment