Rabu, 25 November
2015
St. Katarina dr
Aleksandria,
Elisabet dr Reute
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Dan.
5:1-6,13-14,16-17,23-28; MT Dan. 3:62,63,64,65,66,67; Luk. 21:12-19. BcO Yeh. 37:15-28
Lukas
21:12-19:
12 Tetapi sebelum
semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke
rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada
raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. 13 Hal itu akan menjadi
kesempatan bagimu untuk bersaksi. 14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu,
supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. 15 Sebab Aku sendiri
akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang
atau dibantah lawan-lawanmu. 16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu,
saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di
antara kamu akan dibunuh 17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena
nama-Ku. 18 Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. 19 Kalau
kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
Renungan:
Membaca bacaan
Injil dari Luk. 21:12-19 anganku melayang pada para rasul pasca kematian Yesus.
Mereka adalah orang-orang sederhana. Namun ketika diperhadapkan pada para
pemimpin bangsa dan agama mereka mampu memberikan pembelaan yang luar biasa.
Orang-orang yang menyidang pun tak kuasa menanggapi kata-kata mereka. Tuhan
benar-benar memberikan kata-kata hikmat di dalam diri mereka. "Sebab Aku
sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat
ditentang atau dibantah lawan-lawanmu" (Luk 21:15).
Sering dalam
berbagai pengalaman kita merasa takut. Kita takut karena merasa tidak mempunyai
kata-kata yang cukup untuk dibicarakan. Kala awal-awal mengikuti suatu kelompok
studi aku pun mengalami begitu. Seakan semua yang hadir pintar dan membungkam
mulutku. Namun 2, 3 kali mengikuti kata-kata dalam mulutku pun akhirnya
meluncur.
Kita layak
percaya bahwa Tuhan telah menyediakan kata-kata hikmat dalam hidup kita.
Keyakinan akan penyertaan Tuhan membuat diri kita berani bersaksi tentang
diriNya. Maka kita pun layak yakin bahwa ada sesuatu dari diri kita yang layak
untuk diperdengarkan.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Bayangkan kehadiran hikmat Tuhan yang menyertai perkataanmu.
Refleksi:
Tulislah
pengalaman kala anda merasa dituntun oleh kata-kata hikmah Tuhan.
Doa:
Tuhan aku percaya
Engkau selalu mendampingiku. Dengan segala persiapan dan kemampuanku aku akan
maju karena Engkau pasti menambahkannya. Amin.
Perutusan:
Aku percaya pada
hikmah Tuhan dalam diriku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment