Sabtu, 07 November 2015
Assunta Pallota,
Gratia dr Kotar
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Rm.
16:3-9,16,22-27; Mzm. 145:2-3,4-5,10-11; Luk. 16:9-15. BcO Yeh. 1:3-14,22-2:8
Lukas
16:9-15:
9 Dan Aku berkata
kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur,
supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah
abadi." 10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia
juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam
perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 11 Jadi,
jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan
mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? 12 Dan jikalau kamu tidak setia
dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri
kepadamu? 13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika
demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan
setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat
mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." 14 Semuanya itu didengar oleh
orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. 15 Lalu
Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi
Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.
Renungan:
Ada seorang anak
selalu rapi menata barang-barangnya. Setiap kali selesai bermain ia selalu
mengembalikan mainannya di tempatnya. Dan semua barangnya ia tata dengan rapi.
Sampai dewasa pun ia tetap begitu. Bahkan bukan hanya barangnya yang ditata
rapi, tetapi pola pikir dan kerjanya juga sangat rapi. Kata-katanya pun tertata
dengan baik.
Kebiasaan sejak
kecil yang dimiliki orang itu terbawa sampai dewasa. Kesetiaannya pada
perkara-perkara kecil membentuk dirinya sehingga mampu mengerjakan perkara
besar di masa dewasanya.
Kiranya benar
yang dikatakan Yesus, "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia
setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam
perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar"
(Luk 16:10).
Kontemplasi:
Duduklah dengan
tenang. Ingatlah pengalamanmu dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kecil,
mungkin remeh.
Refleksi:
Sejauh mana aku
mempunyai ketekunan melakukan sesuatu yang tampaknya remeh?
Doa:
Tuhan semoga aku
tetap tekun mengerjakan hal-hal yang kecil dan tidak meremehkannya. Amin.
Perutusan:
Aku akan mencoba
setia pada perkara-perkara kecil. -nasp-
0 comments:
Post a Comment