Jumat, 06 November 2015
St. Nuno Alvares
Pereira
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Rm. 15:14-21;
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 16:1-8. BcO Yer. 42:1-16; 43:4-7
Lukas
16:1-8:
1 Dan Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang
bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan
miliknya. 2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang
kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab
engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. 3 Kata bendahara itu di
dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku
sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. 4 Aku tahu
apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai
bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. 5 Lalu ia
memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada
yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? 6 Jawab orang itu: Seratus
tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah
dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. 7 Kemudian ia
berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus
pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat
hutang lain: Delapan puluh pikul. 8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak
jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini
lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Renungan:
Suatu kali
seorang tukang akan memperbaiki pintu. Ketika telah melihat kerusakan pintu itu
ia pun mengambil alat-alatnya. Tampak ada kekurangan dari peralatannya. Ia pun
pergi ke sekeliling rumah. Setelah beberapa saat ia kembali membawa sebatang
kayu pendek. Ternyata dia membutuhkan kayu itu untuk mengganjal pintu.
Kadang kita pun
menemukan kekurangan perlengkapan untuk melakukan sesuatu. Pada saat seperti
itu akal dan kecerdikan kita ditantang. Kita dipaksa membuka pikiran kita. Dan
kalau itu kita lakukan kita akan menemukan sarana yang memadai untuk bekerja.
Si bendahara (Luk
16:1-8) sadar akan keterbatasan dirinya. Maka ia pun mencari cara untuk
bertahan hidup kala ia kehilangan pekerjaan. Sekarang ini ekonomi sedang lesu.
Banyak yang terkena PHK. Maka marilah kita waspada dan menemukan langkah agar
kita mampu bertahan kala kita pun terkena PHK. Pikirkan langkah apa yang perlu
diambil supaya tidak di PHK atau kala terkena PHK.
Kontemplasi:
Lihatlah situasi
pekerjaanmu. Hadirkan langkah-langkah agar dirimu bisa bertahan di sana.
Refleksi:
Apa yang perlu
kaulakukan untuk bertahan dalam kerja dan hidup?
Doa:
Tuhan semoga
mataku terbuka untuk menemukan jalanMu kala kesulitan menghadangku. Amin.
Perutusan:
Aku akan membuka
pikiran dan hati untuk mengatasi kekuranganku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment