Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, November 3, 2015

Sabda Hidup



Rabu, 04 November 2015
Peringatan Wajib St. Carolus Borromeus
warna liturgi Putih 
Bacaan
Rm. 13:8-10; Mzm. 112:1-2,4-5,9; Luk. 14:25-33. BcO Yer. 30:18-31:9

Lukas 14:25-33: 
25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: 26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. 31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. 33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Renungan:
Suatu kali saya bertanya dalam diri saya, "Apakah mungkin membuat sebuah rancangan pastoral yang berkesinambungan?" Mungkinkah dibuat suatu design yang memadai untuk mengarah pada suatu tujuan tertentu? Kala kuutarakan itu ada aneka macam tanggapan. Tidak sedikit yang mentertawakannya, walau hanya dalam hati.
Memang sesuatu bisa mengalir begitu saja. Tanpa direncanakan pun tampaknya akan berjalan. Namun benarkah demikian? Tanpa kita sadari tanpa suatu rencana yang matang ada banyak yang hilang. Suatu impian yang didukung dengan rencana dan perwujudan yang matang perlu diambil.
Yesus pun mengajak kita untuk meneliti kemampuan dan membangun rencana selaras dengan kemampuan kita (bdk. Luk 14:26-33). Dengan begitu kita akan mampu mewujudkan apa yang kita impikan. Kita tidak boleh lengah dengan rasa bahwa tanpa impian dan rencana pun sudah berjalan. Kita mempunyai waktu untuk bergerak. Mari kita bangun impian kita. Kita rencanakan untuk mencapainya. Kita wujudkan dengan langkah-langkah yang tekun.

Kontemplasi:
Bayangkan kehidupan yang kauimpikan. Buatlah rencana dan jalan untuk mewujudkannya.

Refleksi:
Apa impianmu? Bagaimana jalan untuk mewujudkannya?

Doa:
Bapa, PuteraMu mengingatkanku untuk merancang jalan hidupku. Utuslah RohMu untuk membimbing langkah-langkahku. Amin.

Perutusan:
Aku akan membangun impian dan rancangan untuk mewujudkannya. -nasp-

0 comments:

Post a Comment