Rabu, 04 November
2015
Peringatan Wajib St.
Carolus Borromeus
warna liturgi
Putih
Bacaan
Rm. 13:8-10; Mzm.
112:1-2,4-5,9; Luk. 14:25-33. BcO Yer. 30:18-31:9
Lukas
14:25-33:
25 Pada suatu
kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil
berpaling Ia berkata kepada mereka: 26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku
dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya,
saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak
dapat menjadi murid-Ku. 27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau
mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya,
kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 29 Supaya jikalau
ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan
semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 30 sambil berkata: Orang itu mulai
mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. 31 Atau, raja manakah
yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk
mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan
yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 32 Jikalau tidak, ia akan
mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat
perdamaian. 33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak
melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Renungan:
Suatu kali saya
bertanya dalam diri saya, "Apakah mungkin membuat sebuah rancangan
pastoral yang berkesinambungan?" Mungkinkah dibuat suatu design yang
memadai untuk mengarah pada suatu tujuan tertentu? Kala kuutarakan itu ada
aneka macam tanggapan. Tidak sedikit yang mentertawakannya, walau hanya dalam
hati.
Memang sesuatu
bisa mengalir begitu saja. Tanpa direncanakan pun tampaknya akan berjalan.
Namun benarkah demikian? Tanpa kita sadari tanpa suatu rencana yang matang ada
banyak yang hilang. Suatu impian yang didukung dengan rencana dan perwujudan
yang matang perlu diambil.
Yesus pun
mengajak kita untuk meneliti kemampuan dan membangun rencana selaras dengan
kemampuan kita (bdk. Luk 14:26-33). Dengan begitu kita akan mampu mewujudkan
apa yang kita impikan. Kita tidak boleh lengah dengan rasa bahwa tanpa impian
dan rencana pun sudah berjalan. Kita mempunyai waktu untuk bergerak. Mari kita
bangun impian kita. Kita rencanakan untuk mencapainya. Kita wujudkan dengan
langkah-langkah yang tekun.
Kontemplasi:
Bayangkan
kehidupan yang kauimpikan. Buatlah rencana dan jalan untuk mewujudkannya.
Refleksi:
Apa impianmu?
Bagaimana jalan untuk mewujudkannya?
Doa:
Bapa, PuteraMu
mengingatkanku untuk merancang jalan hidupku. Utuslah RohMu untuk membimbing
langkah-langkahku. Amin.
Perutusan:
Aku akan
membangun impian dan rancangan untuk mewujudkannya. -nasp-
0 comments:
Post a Comment