Senin, 09 November 2015
Pesta Pemberkatan
Gereja Basilik Lateran
warna liturgi
Putih
Bacaan
Yeh.
47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; 1Kor. 3:9b-11,16-17; Yoh. 2:13-22. BcO
1Ptr. 2:1-17 atau Why. 21:9-27
Yohanes
2:13-22:
13 Ketika hari
raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. 14 Dalam
Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan
penukar-penukar uang duduk di situ. 15 Ia membuat cambuk dari tali lalu
mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu
mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka
dibalikkan-Nya. 16 Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil
semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat
berjualan." 17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis:
"Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." 18 Orang-orang Yahudi
menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada
kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" 19 Jawab Yesus kepada
mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya
kembali." 20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam
tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga
hari?" 21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya
sendiri. 22 Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah
teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun
percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Renungan:
Pada hari-hari
tententu dalam pesta adat atau agama biasanya harga-harga barang melambung
tinggi. Barang-barang itu bisa berupa kebutuhan pokok, binatang sampai bunga.
Di bulan nyadran misalnya. Pada masa itu harga bunga mawar tabur bisa naik
setinggi langit. Di hari Natal, harga kebutuhan pokok pun naik. Di hari qurban
harga kambing dan sapi melambung.
Orang-orang jaman
Yesus pun mengalami hal serupa. Mereka yang membeli barang dekat Bait Allah
akan mendapati harga yang luar biasa. Para pedagang sengaja mengambil untung
dari mereka yang butuh.
Situasi itu dari
tahun ke tahun akan sama saja. Berulang dan berulang. Kiranya kondisi seperti
itu baik untuk menjadi bahan refleksi kita agar tidak mengalami hal yang sama.
Mungkin kita tidak mampu seperti Yesus membongkar para pedagang. Namun kita
bisa melakukan tindakan-tindakan antisipatif untuk menekan permainan dagang
tersebut.
Kontemplasi:
Duduklah dengan
tenang. Bayangkan natal segera datang. Pilihlah apa yang perlu kaulakukan agar
tidak terjerat oleh harga permainan dagang.
Refleksi:
Tindakan
antisipatif apa yang bisa kaulakukan untuk menahan kenaikan harga pada
musim-musim tertentu?
Doa:
Tuhan, semoga
orang-orang tidak tergoda mengambil untung di tengah kesengsaraan yang lain. Amin.
Perutusan:
Aku akan
memperhitungkan dengan baik kebutuhan dan masa yang kulalui.-nasp-
0 comments:
Post a Comment