Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 7, 2015

Sabda Hidup


Minggu, 08 November 2015
Hari Minggu Biasa XXXII
warna liturgi Hijau 
Bacaan
1Raj. 17:10-16; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Ibr. 9:24-28; Mrk. 12:38-44. BcO Yeh. 2:8-3:11,16-21

Markus 12:38-44: 
38 Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, 39 yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, 40 yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." 41 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. 42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. 43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Renungan:
Suatu kali kala lagi mengadakan fund raising kami menjual kaset kalender Kalender itu kami pathok dengan harga minimal Rp, 20.000,-. Banyak orang memberikan lebih dari pathokan harga tersebut. Lalu datanglah seorang ibu tua dengan agak-agak takut. Ibu itu berkata, "Rama, maaf, saya hanya punya uang Rp. 10.000,-, apakah saya boleh mendapatkan kalendernya?" Saya liat wajah ibu itu lalu saya katakan, "Ibu, uangnya dibawa ibu saja, dan ini kalender untuk ibu." katanya, "Tidak Rama, saya ambil kalendernya dan uangnya tetep untuk Rama."
Pengalaman itu sering teringat dalam benakku. Si ibu itu menyerahkan miliknya untuk berpartisipasi dan juga mendapatkan kalender liturgi. Wajahnya tampak lega kala aku mengijinkannya memiliki kalender tersebut.
Ada banyak orang yang tampaknya memberi kurang dari seharusnya. Namun baginya dia telah memberikan seluruh miliknya. Kita tidak bisa memberikan ukuran umum apakah orang itu memberi kurang atau lebih. Kerelaan dan dayanya menentukan besar kecilnya perhatian yang dia berikan.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan orang miskin datang kepadamu memberikan donasi yang sedang kaukumpulkan.

Refleksi:
Bagaimana memberi dengan hati tulus dan ikhlas?

Doa:
Tuhan terima kasih atas hadirnya guru-guru kehidupan. Semoga Engkau selalu memberikan rahmat kepada mereka yang hatinya tulus dan ikhlas. Amin.

Perutusan:
Aku akan memberi dengan tulus ikhlas. -nasp-

0 comments:

Post a Comment