Minggu, 08 November 2015
Hari Minggu Biasa
XXXII
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Raj. 17:10-16;
Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Ibr. 9:24-28; Mrk. 12:38-44. BcO Yeh. 2:8-3:11,16-21
Markus
12:38-44:
38 Dalam
pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang
suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di
pasar, 39 yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat
terhormat dalam perjamuan, 40 yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka
mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan
menerima hukuman yang lebih berat." 41 Pada suatu kali Yesus duduk
menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan
uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. 42 Lalu
datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu
duit. 43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak
dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 44 Sebab
mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari
kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
Renungan:
Suatu kali kala
lagi mengadakan fund raising kami menjual kaset kalender Kalender itu kami
pathok dengan harga minimal Rp, 20.000,-. Banyak orang memberikan lebih dari
pathokan harga tersebut. Lalu datanglah seorang ibu tua dengan agak-agak takut.
Ibu itu berkata, "Rama, maaf, saya hanya punya uang Rp. 10.000,-, apakah
saya boleh mendapatkan kalendernya?" Saya liat wajah ibu itu lalu saya
katakan, "Ibu, uangnya dibawa ibu saja, dan ini kalender untuk ibu."
katanya, "Tidak Rama, saya ambil kalendernya dan uangnya tetep untuk
Rama."
Pengalaman itu
sering teringat dalam benakku. Si ibu itu menyerahkan miliknya untuk
berpartisipasi dan juga mendapatkan kalender liturgi. Wajahnya tampak lega kala
aku mengijinkannya memiliki kalender tersebut.
Ada banyak orang
yang tampaknya memberi kurang dari seharusnya. Namun baginya dia telah
memberikan seluruh miliknya. Kita tidak bisa memberikan ukuran umum apakah
orang itu memberi kurang atau lebih. Kerelaan dan dayanya menentukan besar
kecilnya perhatian yang dia berikan.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak.
Bayangkan orang miskin datang kepadamu memberikan donasi yang sedang
kaukumpulkan.
Refleksi:
Bagaimana memberi
dengan hati tulus dan ikhlas?
Doa:
Tuhan terima
kasih atas hadirnya guru-guru kehidupan. Semoga Engkau selalu memberikan rahmat
kepada mereka yang hatinya tulus dan ikhlas. Amin.
Perutusan:
Aku akan memberi
dengan tulus ikhlas. -nasp-
0 comments:
Post a Comment