Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, June 26, 2016

Ikut Menanam Benih Komunitas Domus


"Kula nuwuuuun" (Permisi) seseorang masuk di kamar Rm. Bambang pada Jumat 24 Juni 2016 sekitar jam 10.15. Setelah tertegun sejenak Rm. Bambang segera ingat dan berseru "Eeee, Rama Min". Ternyata tamu itu adalah Rm. Minarto yang kini berkarya di Keuskupan Merauke, Papua. Rm. Bambang menghentikan tulisannya dalam laptop dan kemudian mencecar pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dengan segala keceriaan oleh Rm. Minarto. "Niki libur napa?" (Apakah sedang libur). "Mboten, mentas teng Syantikara" (Tidak, baru saja di Syantikara). "Oh, onten pertemuan napa?" (Ada pertemuan apa?). "Kursus formator seminari." "Lho, sakniki ngasto teng seminari, ta?" (Sekarang berkarya di seminari?). "Inggih. Ijen ngurus cah telung puluh Seminari Menengah calon imam Keuskupan Merauke" (Ya. Sendirian mengurus 30 orang siswa Seminari Menengah calon imam Keuskupan Merauke). Rm. Min kemudian berceritera juga mengajar beberapa mata pelajaran termasuk Bahasa Latin dan Kitab Suci. Ada beberapa rama lain membantu mengajar. Para siswa memang sekolah SMA di SMA Katolik. Tetapi masih ada banyak mata pelajaran sebagai calon imam yang harus diurus sendiri. Rm. Min mengatakan akan mengunjungi keluarga ketika Rm. Bambang menawari untuk menginap di Domus Pacis. Beliau memang harus cepat kembali ke Mereauke. Kemudian Rm. Bambang mengajak Rm. Min ke kamar makan untuk minum dan snak.

Sebenarnya Rm. Bambang meminta Rm. Yadi dan Rm. Harto ikut menemui. Tetapi Rm. Yadi dicari tidak ketemu sehingga hanya Rm. Harto yang ikut di ruang makan. "Sakniki gadhah kamar makan ngge nedha sesarengan" (Sekarang punya kamar makan untuk makan bersama) kata Rm. Bambang. Hal ini untuk Rm. Minarto menjadi hal yang menggembirakan. Sebelum ke Merauke beliau pada tahun 2011 beliau tinggal beberapa bulan di Domus Pacis. Pada waktu itu rama-rama penghuni Domus hanya berjumpa di misa jam 18.00. Segalanya di kamar masing-masing termasuk makan dengan situasi dan kondisi memprihatinkan. Kehadiran Rm. Minarto membawa suasana baru sehingga ada kesepakatan makan bersama setiap Selasa siang sebagai hasil pendalaman Aksi Puasa Pembangunan (APP) rama-rama Domus pada setiap misa Jumat selama masa Prapaskah 2011. Rm. Bambang kemudian menceriterakan perkembangan yang terjadi dimulai dari Hari Raya Idul Fitri 2011 ketika Rm. Min sudah di Merauke. "Para karyawan pada waktu itu diliburkan" kata Rm. Bambang yang disahut pertanyaan dari Rm. Min "La le dadhar?" (Bagaimana dengan urusan makan). Rm. Bambang kemudian mengisahkan tumbuh dan berkembangnya peran para awam warga Katolik sehingga para rama Domus berkembang sebagai komunitas bagian nyata umat Katolik. Semua tentu tak lepas dari peran ambil bagian Rm. Minarto yang ikut menanam benih pertumbuhan Komunitas Rama-rama Domus Pacis. "Talude pripun?" (Bagaimana dengan pembuatan talud?) tanya Rm. Min yang dijawab oleh Rm. Bambang "Pun rampung lan malah saget nggarap liyane kados nggantos kerpus" (Sudah selesai dan malah dapat menyelesaikan yang lain seperti mengganti kerpus). "Kanyata Rama Min ya mengikuti kabar Domus" (Ternyata Rm. Min juga mengikuti berita Domus) kata Rm. Bambang dalam hati.


0 comments:

Post a Comment