Kamis, 16 Juni 2016
Hari biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Sir. 48:1-14;
Mzm. 97:1-2,3-4,5-6,7; Mat. 6:7-15. BcO Hag. 2:10-23
Matius
6:7-15:
7 Lagipula dalam
doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak
mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan
dikabulkan. 8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa
yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. 9 Karena itu berdoalah
demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 10 datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 11 Berikanlah kami pada
hari ini makanan kami yang secukupnya 12 dan ampunilah kami akan kesalahan
kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 13 dan
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada
yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin.) 14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan
orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu
tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Renungan:
Siapapun dari
kita pasti pernah berdoa. Sebrutal apa pun manusia, bahkan seateis apapun dia
saya percaya mereka pernah berdoa. Doa yang dilambungkan pun beraneka macam.
Ada orang yang bisa melambungkan doa yang panjang. Namun ada pula orang yang
berdoa pendek dan lugas. Kadang kita pun menahan senyum karena kata-kata
seorang anak kala mereka memimpin doa makan. Kata-katanya sangat lugas sesuai
dengan yang sedang dihadapi.
Tuhan mengajari
kita bagaimana berdoa. Berdoa itu tidak perlu bertele-tele. Doa Bapa Kami
adalah doa yang Dia ajarkan. Kita awali doa dengan mensyukuri dan memuliakan
Allah. Baru sesudah itu kita memohon rahmat dan perlindungannNya. Tuhan pun
mengajak apa yang kita doakan kita lakukan terlebih dahulu. "ampunilah
kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepada kami" (Mat 6:12).
Berdoa rasanya
memang harus dilandasi oleh tindakan nyata dalam hidup sehari-hari. Ketika kita
memohon sesuatu, pengampunan misalnya, kita mesti telah mengampuni yang
bersalah kepada kita dahulu. Doa menjadi peneguhan atas kehidupan harian kita.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu.
Doakan doa Bapa Kami secara perlahan-lahan. Rasakan dan resapkan kata-katanya.
Refleksi:
Bagaimana
doa-doamu?
Doa:
Bapa, kami
bersyukur atas semua rahmatMu. Terpujilah namaMu di atas muka bumi. Bebaskanlah
kami dari segala yang jahat. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menghayati doa Bapa Kami. -nasp-
0 comments:
Post a Comment