Rabu, 15 Juni 2016
Hari biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
2Raj. 2:1,6-14;
Mzm. 31:20,21,24; Mat. 6:1-6,16-18. BcO Hag. 1:1 – 2:9
Matius
6:1-6,16-18:
1 "Ingatlah,
jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka,
karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 2 Jadi
apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti
yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya
mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya. 3 Tetapi jika engkau memberi
sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 4
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat
yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 5 "Dan apabila kamu
berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya
dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya,
supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah
mendapat upahnya. 6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 16 "Dan
apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka
mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 17 Tetapi apabila
engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18 supaya jangan
dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."
Renungan:
Beberapa hari
yang lalu di salah satu kota di propinsi Banten diadakan rasia pada warung yang
buka dan melayani tamu pada siang hari di bulan puasa. Jelas tampak bagaimana
Satpol PP merampasi barang dagangan para pedagang tersebut. Ada seorang ibu
yang menangis memohon supaya dagangannya tidak dirampas tidak diindahkan.
Berita itu menyentuh banyak orang dan membangkitkan pertanyaan pada perda
tersebut. Spontan muncul gerakan donasi untuk para pedagang tersebut.
Tuhan mengajak
kita untuk tidak menunjukkan kala kita sedang bersedekah, berdoa dan berpuasa.
Semua itu kita lakukan sebagai syukur dan pembersihan diri di hadapan Tuhan.
Orang lain tidak perlu tahu tindakan kasih kita tersebut.
Hidup kita
sungguh menjadi ruang kesaksian tanpa harus mengumumkannya. Mereka yang suci
hatinya tidak khawatir kala sedekah, doa dan puasanya tidak diketahui orang
lain. Mereka percaya Tuhan mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
lagi bersedekah, berdoa dan berpuasa. Anda berada dalam kebiasaan harian.
Orang-orang pun tidak tahu dengan kebaikan yang sedang anda jalani.
Refleksi:
Bagaimana
menjalani kebaikan tanpa keinginan diketahui orang?
Doa:
Tuhan semoga
hidupku menampilkan kebaikan. Semoga aku pun tidak tergoda mempropagandakan
kebaikan yang telah kulakukan. Amin.
Perutusan:
Aku akan
bersedekah, berdoa dan berpuasa dalam keheningan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment