Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, June 19, 2016

Sabda Hidup


Senin, 20 Juni 2016
Hari biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
2Raj. 17:5-8,13-15a,18; Mzm. 60:3,4-5,12-13; Mat. 7:1-5. BcO Za. 8:1-17,20-23

Matius 7:1-5:  
1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Renungan:
Sampai detik ini kita mendapat berita tertangkap tangan orang-orang yang bergerak di dunia peradilan Indonesia. Hampir semua elemen dalam dunia peradilan ada wakil yang tertangkap tangan. Suap untuk mengurangi hukuman. Suap untuk memenangkan perkara. Suap suap dan suap tampak sangat dekat dengan dunia peradilan, dunia yang menghakimi seseorang disebut salah atau tidak.
Yesus mengatakan, "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu" (Mat 7:1-2). Kiranya ini bisa menjadi pembacaan bagi mereka yang berkecimpung di dunia penghakiman. Kalau mereka berlaku tidak adil, pada saatnya mereka pun akan menerima ketidakadilan.
Kita sebagai manusia diajak sungguh untuk mengelola sikap adil kita. Kehidupan dunia kita yang adil akan membawa keadilan pada diri kita sendiri. Maka marilah kita membangun sikap adil dalam diri kita, tidak mudah menghakimi sesama apalagi penghakiman negatif.

Kontemplasi:
Bayangkan anda melihat suap kepada hakim. Lalu hakim itu memberi keputusan menguntungkan pada yang menyuap. Rasakan suara hatimu.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu dalam mengasah keadilan.

Doa:
Tuhan tegakkanlah keadilan dalam dunia peradilan bangsaku. Jangan biarkan mereka yang berkecimpung di sana mempermainkan keadilan karena uang. Amin.

Perutusan:
Aku akan terlibat menjaga keadilan dalam hidup bersama. -nasp-

0 comments:

Post a Comment