Senin, 06 Juni 2016
Norbertus
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Raj. 17:1-6;
Mzm. 121:1-2,3-4,5-6,7-8; Mat. 5:1-12. BcO Flp. 1:12-26
Matius
5:1-12:
1 Ketika Yesus
melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk,
datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan
mengajar mereka, kata-Nya: 3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan
Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 4 Berbahagialah orang yang
berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5 Berbahagialah orang yang lemah
lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 6 Berbahagialah orang yang lapar dan
haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7 Berbahagialah orang yang
murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8 Berbahagialah orang yang
suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9 Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 10 Berbahagialah
orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga. 11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 12 Bersukacita dan bergembiralah, karena
upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang
sebelum kamu."
Renungan:
Beberapa hari
yang lalu kami bertiga ke Makasar. Ketika lagi duduk-duduk pastor di Paroki
tersebut berkata, "Pasti ini pastornya. Meski brewok dan rambut panjang
tapi wajahnya tidak bisa menyembunyikan imamatnya." Aku tersenyum
mendengar perkataannya dan menyambut tangannya sambil mengatakan, "Iya
saya pastornya, kenalkan nama saya Agoeng."
Tampaknya setiap
orang mempunyai auranya tersendiri. Mereka yang paham akan menangkap aura khas
dalam diri orang tersebut. Pengenalannya akan membahasakan refleksinya.
Yesus mengatakan,
"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah"
(Mat 5:8). Mereka yang suci akan mengenali karya Allah bahkan melihat Allah.
Bahasa kesucian inilah yang menjadi kunci untuk melihat Allah. Dan pada hati
orang yang suci selalu terpancar kasih Allah.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu.
Hadirkan pengenalanmu akan Allah. Nilailah berapa kesucian dirimu.
Refleksi:
Bagaimana
membangun kesucian hidup?
Doa:
Tuhan aku
berbahagia karena boleh merasakan dan melihat kasihMu. Semoga aku pun makin
mengenali Engkau dan sesamaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan
mengusahakan kesucian hidupku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment