Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, June 30, 2016

Lamunan Pekan Biasa XIII

Jumat, 1 Juli 2016

Matius 9:9-13

9:9. Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
9:10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, secara tidak sadar ada yang menggambarkan bahwa agama adalah lingkungan yang menunjukkan secara jelas mana baik mana buruk dan mana suci mana jahat. Dengan mengikuti agama orang masuk lingkungan tempat orang-orang baik.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa dalam agama orang mendapatkan pedoman bagaimana menyingkiri yang buruk dan jahat. Dalam agama orang berjuang untuk menjadi baik dan lepas dari lingkungan buruk dan jahat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, agama terutama menjadi lingkungan beriklim ilahi yang sejatinya menjadi aura jiwa kasih yang selalu menghadirkan kebaikan sebagai sikap terbuka pada kaum buruk dan menghayati kekuduskan sebagai hati merangkul kaum jahat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan yakin bahwa kebaikan dan kekudusan itu akan terbukti justru dalam keterbukaan sambung hubung dengan yang buruk dan yang jahat.
Ah, dekat kaum jahat dapat dijahati dan bahkan jadi jahat.

0 comments:

Post a Comment