Jumat, 24 Juni 2016
HARI RAYA
KELAHIRAN St.
YOHANES PEMBAPTIS
warna liturgi
Putih
Bacaan
Yes. 49:1-6; Mzm.
139:1-3,13-14ab,14c-15; Kis. 13:22-26; Luk. 1:57-66,80. BcO Yer. 1:4-10,17-19
Lukas
1:57-66,80:
57 Kemudian
genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang
anak laki-laki. 58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya
mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar
kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. 59 Maka datanglah
mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak
menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, 60 tetapi ibunya berkata:
"Jangan, ia harus dinamai Yohanes." 61 Kata mereka kepadanya:
"Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." 62 Lalu
mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak
diberikannya kepada anaknya itu. 63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan
kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan merekapun heran
semuanya. 64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah
lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. 65 Maka ketakutanlah semua
orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur
di seluruh pegunungan Yudea. 66 Dan semua orang, yang mendengarnya,
merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab
tangan Tuhan menyertai dia. 80 Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat
rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan
diri kepada Israel.
Renungan:
Biasanya nama
seseorang diberikan selaras dengan nama orang tuanya, atau pun marganya. Di
suku-suku tertentu nama marga menjadi sangat penting. Nama itu akan menjadi
salah satu penentu bagi masa depan sang pemilik nama. Jarang sekali orang dari
marga tertentu memberi nama berbeda dengan nama marganya.
Selaras dengan
kebiasaan hidup bangsa Yahudi, tetangga-tetangga Elisabet, "datanglah
mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak
menamai dia Zakharia menurut nama bapanya" (Luk 1:59). Mereka heran ketika
Elisabet dan Zakaria menolak nama itu dan menghendaki nama Yohanes sebagai nama
anaknya.
Elisabet dan
Zakharia mengambil langkah yang mengherankan. Nama anaknya tidak sama dengan
tradisi yang berkembang. Itu semua tidak lepas dari pesan dan harapan yang
mereka terima untuk anaknya. Rasanya kita pun layak belajar bagaimana memberi
nama anak. Nama itu mesti mempunyai pesan dan harapan.
Kontemplasi:
Duduklah dengan
tenang. Lihatlah namamu. Apa pesan dan harapan nama itu diberikan kepadamu.
Refleksi:
Tulislah hasil
kontemplasimu.
Doa:
Tuhan terima
kasih aku telah diberi nama oleh orang tuaku. Semoga aku mampu memenuhi pesan
dan harapan atas namaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menyelaraskan hidupku dengan nama yang kumiliki. -nasp-
0 comments:
Post a Comment