Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, June 24, 2016

Sabda Hidup


Sabtu, 25 Juni 2016
Hari biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Rat. 2:2,10-14,18-19; Mzm. 74:1-2,3-5a,5b-7,20-21; Mat. 8:5-17. BcO Neh. 2:9-20

Matius 8:5-17:  
5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7 Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, 12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." 13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. 14 Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. 15 Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. 16 Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. 17 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."

Renungan:
Mereka yang rendah hati akan mendapatkan yang mereka inginkan. Perwira dalam kisah Injil hari ini menggambarkan orang yang rendah hati. Sekalipun dia seorang perwira ia datang kepada Yesus. Kedatangannya pun untuk kesembuhan pembantunya yang lagi sakit. Ia mau melayani hambanya. Maka ia pun mendapatkan apa yang dia inginkan: kesembuhan hambanya.
Ketika orang datang kepada kita memohon pertolongan dengan rendah hati, kita pun akan dengan senang hati untuk segera menolongnya. Namun ketika kita menemui orang yang minta tolong dengan gaya yang congkak kita pun akan berpikir terlebih dahulu untuk menolongnya. Bahkan andaikan menolong tidak jarang hati kita menyisakan rasa dongkol.
Marilah kita datang ke hadapan Tuhan dengan rendah hati. Ia akan mengabulkan permohonan mereka yang tulus hatinya. Tuhan tidak akan membiarkan mereka yang setia kepadaNya.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu kedatangan orang yang dengan congkak hati meminta pertolonganmu. Ikuti seluruh perasaan yang berkembang dalam dirimu.

Refleksi:
Bagaimana hadir di hadapan Tuhan dengan rendah hati?

Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai jiwa seperti perwira itu. Percaya penuh kepada kuasaMu dan dengan rendah hati mengharapkan pertolonganMu. Amin.

Perutusan:
Aku percaya pada karya Tuhan dan dengan rendah hati mengharap pertolonganNya. -nasp-

0 comments:

Post a Comment