Sabtu, 04 Juni 2016
Peringatan Wajib
Hati Tersuci SP Maria
warna liturgi
Putih
Bacaan
2Tim. 4:1-8; Mzm.
71:8-9,14-15a,16-17,22; Mrk. 12:38-44; atau Yes. 61:9-11; MT 1Sam.
2:1,4-5,6-7.8abcd; R 1a.; Luk. 2:41-51. BcO Gal. 5:25-6:18.
Lukas
2:41-51:
41 Tiap-tiap
tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. 42 Ketika Yesus
telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim
pada hari raya itu. 43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan
pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. 44 Karena
mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka,
berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum
keluarga dan kenalan mereka. 45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah
mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. 46 Sesudah tiga hari mereka
menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama,
sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. 47
Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala
jawab yang diberikan-Nya. 48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia,
tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah
Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari
Engkau." 49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku?
Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" 50 Tetapi
mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. 51 Lalu Ia pulang
bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan
ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Renungan:
Seorang ibu pasti
memproses perkembangan hidup anaknya. Bahkan tidak sedikit ibu yang sangat kuat
berusaha membentuk anak-anaknya. Sang anak diikutkan les A, B, C sesuai dengan
keinginan dan harapan sang ibu. Kadang mereka pun tidak peduli dengan kelelahan
sang anak.
Maria berbeda
dengan kebiasaan tersebut. Ketika menemukan Yesus anaknya dia mendapatkan
jawaban begini, "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku
harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Luk 2:49). Jawaban ini tentu bisa
membangkitkan amarah. Sudah capai-capai mencari malah diomongin begitu. Namun
tidak untuk Maria. Ia diam dan merenungkannya. Bukan dia yang mengubah Yesus,
tapi Yesuslah yang mengubahnya.
Rasanya kita
tidak perlu memaksa anak kita menjadi seperti yang kita inginkan. Belajar dari
Maria kita perlu menangkap dalam batin kita apa yang dimaui anak kita bagi
hidupnya. Kemampuan menangkap kemauan sang anak akan membuahkan kerjasama dan
hasil yang melebihi ekspektasi kita.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
bertemu dengan anak dan saudaramu. Dengarkan kemauan mereka untuk hidupnya.
Refleksi:
Bagaimana
mengenali kemauan dan cita-cita anak?
Doa:
Tuhan semoga aku
mampu menemani anak-anakku dengan hati yang terbuka. Kuatkanlah kami untuk bisa
bekerjasama meraih yang terbaik sesuai dengan kehendakMu.. Amin.
Perutusan:
Aku akan
mendengarkan dengan baik kemauan orang-orang di sekitarku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment