Selasa, 07 Juni 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Raj. 17:7-16;
Mzm. 4:2-3,4-5,7-8; Mat. 5:13-16. BcO Flp. 1:27-2:11
Matius
5:13-16:
13 "Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14 Kamu adalah terang
dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Renungan:
Dalam beberapa
kesempatan terlihat orang-orang menampilkan keyakinannya atas penyelenggaraan
Allah kala dia memulai atau memenangkan suatu pertandingan. Ungkapan dan
tindakan suci dimunculkan. Ia memancarkan kasih Tuhan dan menerangi semua orang
yang menyaksikan.
Tuhan bersabda,
"Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah
gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam
rumah itu" (Mat 5:14-15). Kita pasti akan terlihat dan menjadi terang bagi
sekitar yang mengalami kegelapan.
Rasanya sebagai
murid Tuhan kita mesti berani memberikan terang bagi dunia sekitar kita. Kita
hadirkan kebaikan tanpa harus malu-malu. Tidak kita sembunyian dian yang
menyala di kolong kasur. Kita pasang dian yang menyala pada tempat yang tepat
agar bisa menyinari.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
sebagai dian menyala di tengah kegelapan.
Refleksi:
Apa yang
menghalangimu memancarkan cahaya yang kaumiliki?
Doa:
Tuhan semoga
kasih yang Kaucurahkan padaku memancar dan memberi penerangan pada orang-orang
untuk melangkahkan peziarahannya. Amin.
Perutusan:
Aku akan
memancarkan cahaya yang telah dianugerahkan padaku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment