Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, June 27, 2016

PAUS YOHANES PAULUS II: SURAT KEPADA UMAT LANJUT USIA (2)



Abad yang Rumit Menuju Masa Depan Harapan.

3. Dalam membicarakan para lanjut usia, saya tahu saya sedang berbicara kepada dan tentang orang-orang, yang telah menempuh perjalanan yang jauh (bdk. Keb 4:13). Saya berbicara kepada rekan-rekan semasa saya, demikianlah saya dapat segera memaparkan analogi dari pengalaman pribadi saya sendiri. Hidup kita, saudara-saudari terkasih, telah disituasikan oleh Penyelenggaraan Ilahi dalam abad yang kedua ini, yang datang beserta warisan yang kompleks dari masa yang silam, dan telah menyaksikan banyak peristiwa yang luarbiasa.

Seperti sekian banyak masa lainnya dalam sejarah, masa kita telah mendaftarkan titik-titik terang dan bayangan-bayangan. Tidak semuanya bercorak luntur. Banyak aspek positif telah mengimbangi yang negatif, atau telah muncul dari yang negatif sebagai reaksi yang menguntungkan pada pihak kesadaran yang kolektif. Meskipun begitu benar juga – dan kiranya tidak adil maupun berbahaya melupakannya! – bahwa  berbagai penderitaan, yang sebelum itu tidak pernah terjadi , telah menimpa hidup jutaan dan jutaan rakyat. Yang sungguh perlu dipikirkan ialah konflik-konflik yang meletus di beberapa benua sebagai akibat perdebatan-perdebatan teritorial antara Negara-negara atau kebencian antar etnik. Lagi pula janganlah kita pertimbangkan kurang serius kondisi-kondisi kemiskinan yang ekstrim, dan menerpa sektor-sektor luas masyarakat di Belahan Bumi Selatan, atau kendala memalukan diskriminasi rasial serta kekerasan sistematik hak-hak manusiawi yang berlangsung di banyak bangsa. Lalu kiranya perlu dikatakan juga tentang konflik-konflik global yang dahsyat?

Selama bagian pertama abad ada dua di antaranya, disertai kendala-kendala malang dan penghancuran yang belum pernah diketahui sebelumnya. Perang Dunia Pertama membunuh jutaan tentara dan orang-orang sipil, memenggal sekian banyak hidup manusia dalam keremajaan atau bahkan masa kanak-kanak. Lalu bagaimana menyangkut Perang Dunia Kedua? Meletus sesudah beberapa dekade damai yang relatif di dunia, khususnya di Eropa, itu bahkan lebih tragis lagi dari pada yang pertama, diiringi konsekuensi-konsekuensi yang dahsyat bagi hidup bangsa-bangsa dan benua-benua. Itu seluruhnya perang, mobilisasi kebencian yang tak pernah terdengar, yang menampilkan pukulan-pukulan yang brutal bahkan melawan penduduk-penduduk sipil yang tak mampu membela diri, lagi pula menghancurkan generasi-generasi yang utuh. Bea yang dibayar di pelbagai garis depan hingga mencapai kegilaan perang tak mungkin diperhitungkan. Yang sama-sama menakutkan ialah pembantaian yang berlangsung di berbagai kamp kematian, yang sesungguhnya tetap masih merupakan beberapa Golgota sampai sekarang ini.

Pertengahan kedua abad ini sampai tahun-tahun yang lama dibebani oleh impian buruk perang dingin, konflik antara dua blok ideologi besar yang saling bertentangan, yakni Timur dan Barat. Itu semua disertai oleh perlombaan senjata yang  sungguh gila, lagi pula ancaman terus menerus perang nuklir, yang mampu menterpurukkan umat manusia ke arah kepunahan[6]. Syukur kepada Allah, halaman gelap-gulita sejarah ditutup dengan gugurnya di Eropa rezim-rezim totaliter yang serba penindas, sebagai akibat perjuangan demi damai, yang mengandalkan senjata kebenaran dan keadilan[7]. Pada gilirannya itu memulai proses yang sukar tetapi subur berupa  dialog dan rekonsiliasi yang  bercita-cita menetapkan koeksistensi yang jernih penuh persaudaraan antar bangsa-bangsa.

Akan tetapi jelas terlalu banyak bangsa masih jauh sekali dari menikmati keuntungan-keuntungan damai serta kebebasan. Pada beberapa bulan akhir ini keprihatinan besar disebabkan karena meledaknya konflik kekerasan di kawasan Balkan, yang semula telah merupakan pentas perang yang dahsyat disertai nada-nada bawah etnik. Lebih banyak darah dikucurkan, lebih banyak kehancuran dijalankan, lebih banyak kebencian diobok-obok. Sekarang ini sesudah akhirnya berhentilah pertikaian senjata, tumbuhlah gagasan untuk pembangunan ulang menjelang datangnya milenium baru. Tetapi sementara itu di benua-benua lain juga sekian banyak gelanggang panas peperangan masih terus berkobar, acap kali disertai pembantaian dan berbagai tindakan kekerasan, padahal terlalu segeralah itu dilupakan oleh dunia.

4. Sementara kenangan-kenangan dan kejadian-kejadian itu menyedihkan kami, tak dapatlah kami lupakan, bahwa abad kita telah menyaksikan juga penampilan sekian banyak tanda positif, yang menunjukkan sekian banyak sumber harapan bagi Milennium Ketiga. Telah meningkatlah kesadaran – kendati di tengah sekian banyak inkonsistensi, khususnya menyangkut sikap menghormati hidup tiap manusia, – akan hak-hak manusiawi universal, yang diproklamasikan dalam pernyataan-pernyataan internasional yang resmi dan mengikat.

Lagi pula telah berlangsung perkembangan terus menerus cita-rasa hak bangsa-bangsa atas kemandirian pemerintahan dalam konteks relasi-relasi nasional dan internasional, diilhami oleh sikap menghargai jatidiri budaya disertai sikap menghormati minoritas-minoritas. Gugurnya sistem-sistem totaliter, seperti terjadi di Eropa Timur, telah menghantar kepada perkembangan dalam pengertian universal tentang nilai demokrasi dan pasar bebas, kendati tetap masih berlangsung tantangan besar menyatukan kebebasan dan keadilan sosial.

Perlu kami pandang juga anugerah besar Allah, bahwa agama-agama dunia sedang berusaha melalui keputusan yang makin mantap untuk melaksanakan dialog, yang kiranya akan menjadikan mereka faktor yang mendasar bagi damai dan kesatuan di dunia.

Kemudian pula sedang meningkatlah pengakuan akan martabat kaum wanita. Tidak dapat disanggah, masih terlalu jauhlah jarak yang perlu ditempuh, tetapi haluan telah dicanangkan. Suatu alasan selanjutnya untuk harapan ialah pesatnya perluasan komunikasi, yang berkat teknologi sekarang ini telah memungkinkan  untuk menjangkau melampaui batas-batas yang ditetapkan, seraya menjadikan kita merasa diri warga-warga dunia.

Suatu gelanggang pertumbuhan yang lain ialah kesadaran ekologi baru, yang selayaknya didorong. Suatu sumber harapan lainnya yakni: kemajuan besar di bidang perobatan dan sumbangan ilmu pengetahuan akan kesejahteraan manusiawi.

Kemudian banyaklah alasan untuk bersyukur kepada Allah. Memandang segala sesuatu, tahun-tahun terakhir abad kita ini menyajikan potensial luarbiasa untuk damai dan kemajuan. Dari keadaan-keadaan malang sendiri, yang dialami oleh generasi kita datanglah  cahaya yang menerangi tahun-tahun lanjut usia kita. Di situlah kita saksikan pengukuhan pusat yang utama bagi iman Kristiani: “Gangguan-gangguan tidak hanya menghancurkan harapan; tetapi itu landasannya”[8]

Maka sungguh menarik perhatian: sementara abad ini dan milenium ini mendekati semburat-semburat terang, dan fajar musim baru bagi umat manusia sudah mulai nampak di cakrawala, hendaklah kita berhenti merenungkan, betapa pesatlah waktu berlalu, tidak untuk memasrahkan diri kepada nasib yang mustahil dielakkan, tetapi justru untuk sepenuhnya memanfaatkan tahun-tahun yang masih kita hadapi.

0 comments:

Post a Comment