Rabu, 08 Juni 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Raj. 18:20-39;
Mzm. 16:1-2a,4,5,8,11; Mat. 5:17-19. BcO Flp. 2:12-30
Matius
5:17-19:
17 "Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi. 19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum
Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain,
ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi
siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia
akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Renungan:
Hidup kita berada
dalam lindungan hukum. Pada hukum kita bisa mengandalkan harapan akan
kesejahteraan. Harapannya orang kecil akan mendapatkan jaminan hidup dari
hukum.
Namun banyak
kasus menipiskan harapan pada hukum. Banyak orang kecil sering kalah di mata
hukum, walau dalam pandangan umum merekalah yang harusnya menang. Daya mereka
yang kecil tidak mampu menghadapi tangan yang kuat. Selain itu kini rasanya
hukum makin dipermainkan oleh para pembuat hukum. Mereka mengesahkan hukum yang
menguntungkan kelompoknya, dan membabat hal-hal yang bisa merugikan
kelompoknya.
Kiranya perlu
pertobatan total di dunia perhukuman ini. Mereka yang terlibat di sana
sungguh-sungguh perlu mengerti hakekat adanya hukum. Tuhan mengatakan, "Siapa
yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil,
dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang
paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat
yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga" (Mat 5:19).
Kontemplasi:
Bayangkan orang
benar dikalahkan dalam hukum karena tidak mempunyai kekuatan untuk menang.
Refleksi:
Bagaimana menjaga
keadilan suatu hukum?
Doa:
Bapa semoga
orang-orang yang berkecimpung dalam hukum sungguh-sungguh menyadari hakekat
suatu hukum, bukan sekedar demi keamanan dan keselamatan golongannya. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengasah
kepekaanku pada hukum. -nasp-
0 comments:
Post a Comment