Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, June 1, 2016

Lamunan Pekan Biasa IX

Kamis, 2 Juni 2016

Markus 12:28b-34

12:28b. Lalu seorang ahli Taurat ….. datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang yang dipandang luhur adalah yang dapat meletakkan kepentingan orang lain sebagai utama. Dia akan mendahulukan pelayanan kepada orang lain dari pada kebutuhannya sendiri.
  • Tampaknya, yang mampu hidup mendahulukan orang lain akan dihormati sebagai pejuang. Pejuang sejati tidak akan memperhatikan enaknya sendiri.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin orang dalam hidup berelasi, baik dengan yang bertahta dalam nurani maupun dengan siapapun, harus melandaskan diri pada pola sikap menjaga kesegaran jiwa dan raga yang mengutamakan penjagaan diri agar bebas dari pikiran keliru dan makanan yang merusak badan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kepedulian akan kebaikan dan keluhuran diri menjadi pola dalam berbakti pada Tuhan dan sesama.
Ah, mementingkan diri berbahaya memupuk sikap egoistik.

0 comments:

Post a Comment