Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, June 30, 2016

Rama Bismoko


Ketika masuk kamar makan untuk santap siang pada Minggu 26 Juni 2016, Rm. Bambang menjumpai semua yang biasa ikut makan bersama sudah ada. Bahkan kursi di samping Rm. Bambang yang biasanya kosong sudah ada yang duduk. Ternyata ada tamu, yaitu Rm. Bismoko seorang imam dosen moral yang juga menjadi staf di Seminari Tinggi Kentungan. Rm. Agoeng pada Sabtu 25 Juni memang sudah berkata "Benjang siang Rm. Bismoko badhe rawuh tumut dhahar siang" (Besok siang Rm. Bismoko akan datang ikut makan siang). Kata Rm. Agoeng beliau akan meminta beberapa kaset video untuk dibawa ke Maryknol, Amerika Serikat. "Wah, ajeng teng Amerika, nggih?" (Wah, akan ke Amerika, ya?) kata Rm. Bambang yang dijawab oleh Rm. Bismoko, imam muda usia 37 tahun yang selalu tampak ceria "Inggih, rama. Ingkang mrayogakaken lan mbiyantu Rm. Utomo" (Ya, rama. Yang mengusulkan dan membantu adalah Rm. Utomo). Rm. Utomo, yang kini berusia 87 tahun, adalah alumni Maryknol.

Rm. Bismoko tampak amat menikmati makan bersama di Domus Pacis siang itu. Bahkan beliau juga ikut memperhatikan Rm. Trihartono untuk mendekatkan lauk dan sayuran yang diinginkan. Beliau juga amat komunikatif sehingga membuat Rm. Harto dan Rm. Yadi ikut terlibat omong-omong. Tentu saja Rm. Tri Wahyono tidak ikut berbicara. Rm. Bismoko bertanya kepada Rm. Bambang tentang Rm. Tri Wahyono "Saget mirengaken mboten" yang mendapat jawaban "Mbokmenawi saget. Langkung-langkung yen omonganipun saru" (Barangkali bisa. Lebih-lebih kalau saya omong porno). Tentu saja semua tertawa. "Mbok sakniki ngandika saru" (Kalau begitu sekarang omong porno), kata Rm. Bismoko yang dijawab oleh Rm. Bambang "Kula dereng gadhah bahan. Pun sauntoro mboten nemu saking laptop" (Saya belum punya bahan. Sudah cukup lama tidak menemukan dari laptop). Ketika Rm. Bambang bertanya Maryknol itu ada di mana, Rm. Bismoko menjawab bahwa itu ada di New York. Rm. Bambang yakin kalau beliau termasuk yang memperhatikan berita Domus, karena Rm. Bismoko bertanya "Talude pun dados, nggih?" (Pembangunan talud sudah selesai, ya?).

Sabda Hidup


Jumat, 01 Juli 2016
Hari biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Am. 8:4-6,9-12; Mzm. 119:2,10,20,30,40,131; Mat. 9:9-13. BcO Neh. 12:27-47

Matius 9:9-13:
9 Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. 10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. 11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. 13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Renungan:
Bergaul dengan mereka yang dicap berdosa memang memuat resiko. Kita bisa saja terseret mengikuti dosa orang tersebut atau pun komentar orang mengapa kita mau bergaul dengan mereka. Maka banyak orang yang menghindari bergaul dengan mereka. Berapa banyak kawan-kawan koruptor yang menjenguk dan terus bersahabat dengan temannya yang ditahan? Kebanyakan dari mereka akan meninggalkan orang tersebut bahkan mungkin tidak sedikit yang mengatakan kalau tidak kenal dengan orang tersebut.
Yesus mengundang Matius sang pemungut cukai. Ia bahkan juga makan di rumahnya bersama dengan kawan-kawan Matius. Pemungut cukai dianggap sebagai kelompok yang berdosa. Maka orang-orang pun ngomongin sikap Yesus yang makan bersama dengan orang-orang berdosa.
Mereka yang dicap berdosa atau mereka yang memang berdosa adalah orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Yesus hadir bersama mereka karena mau menolong mereka dari kuasa dosa. KehadiranNya pun sudah membebaskan mereka. Rasanya kita pun perlu hadir dan menyapa mereka yang berdosa atau dicap berdosa sekaligus membawa mereka pada jalan kebenaran dan hidup.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu lagi bersama dengan orang yang dicap berdosa.

Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan pada mereka yang dicap berdosa?

Doa:
Tuhan semoga aku hadir membawakan kesembuhan mereka yang berdosa. Siapkanlah perbekalanku untuk menemani dan mengajak mereka kembali kepadaMu.  Amin.

Perutusan:
Aku akan membawa kabar pembebasan bagi mereka yang berdosa. -nasp-

Lamunan Pekan Biasa XIII

Jumat, 1 Juli 2016

Matius 9:9-13

9:9. Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
9:10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, secara tidak sadar ada yang menggambarkan bahwa agama adalah lingkungan yang menunjukkan secara jelas mana baik mana buruk dan mana suci mana jahat. Dengan mengikuti agama orang masuk lingkungan tempat orang-orang baik.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa dalam agama orang mendapatkan pedoman bagaimana menyingkiri yang buruk dan jahat. Dalam agama orang berjuang untuk menjadi baik dan lepas dari lingkungan buruk dan jahat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, agama terutama menjadi lingkungan beriklim ilahi yang sejatinya menjadi aura jiwa kasih yang selalu menghadirkan kebaikan sebagai sikap terbuka pada kaum buruk dan menghayati kekuduskan sebagai hati merangkul kaum jahat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan yakin bahwa kebaikan dan kekudusan itu akan terbukti justru dalam keterbukaan sambung hubung dengan yang buruk dan yang jahat.
Ah, dekat kaum jahat dapat dijahati dan bahkan jadi jahat.

Wednesday, June 29, 2016

Khasiat Okra Untuk Kesehatan dan cara menggunakannya

diambil dari http://www.azzamrumahherbal.com/dunia-herbal

Sahabat Azzam Rumah herbal, sudahkah anda  mengenal buah Okra? Kali ini kita akan membahas tentang buah okra dan manfaat okra untuk kesehatan. Okra adalah buah sekaligus sayur yang masih belum popular di Indonesia dan karena khasiat Okra untuk kesehatan sangat banyak, rubrik ini akan membahasnya khusus untuk anda. Pada kesempatan lain, maka kami membahas cara menanam Okra di kebun hidroponik tentu nya untuk dikonsumsi sendiri.

Memang, Popularitas Okra memang belum begitu popular, namun negara-negara di kawasan Asia Tengah maupun Asia Selatan,  tanaman ini sudah begitu popular dan bahkan sudah banyak penggemarnya. Okra merupakan sayuran buah yang dapat diolah menjadi beragam makanan lezat dan berkhasiat bagi kesehatan. Menanamnya pun mudah dapat dilakukan di lahan sempit seperti ditanam menggunakan sistem hidroponik sistem fertigasi.

Okra yang dikenal dalam bahasa latin  Abelmoschus Esculentus,  termasuk tanaman genus Hibiscus dari famili Malvaceae ( kapas-kapasan). Tanaman ini popular dengan istilah Lady's Finger karena bentuk buahnya yang panjang dan meruncing di bagian ujungnya, seperti jari-jari lentik gemulai seorang wanita cantik.

Okra berasal dari Benua Afrika dan dibawa ke Amerika sekitar 3 abad lalu oleh para budak Afrika. Saat ini tanaman okra sudah dikenal luas di berbagai negara di Asia, eropa, dan Australia. Bahkan masakan berbahan dasar okra sangat populer di Sri Langka, Jepang, Philipina, Arab Saudi dan Eropa. Di Indonesia okra tidak terlalu dikenal, walaupun ternyata tanaman ini sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam.

Kandungan Gizi dan Khasiat Buah Okra 

Okra merupakan tanaman kaya protein dan serat.  Kandungan minyak yang terkandung pada biji okra sebesar  40%. Minyak biji okra kaya akan asam lemak tak jenuh seperti asam oleat dan asam linoleat. Buah okra mengandung protein sebesar  yaitu 3,9% dan lemak 2,05%. Energi di dalam 100 gram buah okra 40 kkal. Mineral di dalam buah okra adalah kalium ( 6,68%) dan fosfor ( 0,77%).

Okra termasuk sayuran hijau yang kaya serat pangan. Selain serat, okra juga mengandung glutation. Serat sangat penting bagi tubuh karena dapat mencegah konstipasi ( susah buang air besar ), obesitas, hiperkolesterolemia ( kolesterol tinggi ), diabetes ( kencing manis), dan kanker kolon ( usus besar).
Serat pangan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu serat larut ( soluble dietary fibre ) dan serat tidak larut (insoluble dietary fibre ). Serat larut air ( SDF) mempunyai kemampuan hipokolesterolemik atau menurunkan kadar kolesterol darah. Mekanismenya yaitu, kemampuan menahan reabsorpsi garam empedu dari usus ke dalam darah, sehingga garam empedu banyak yang diekskresi.

Garam empedu disintetis dari kolesterol darah oleh hati. Terbuangnya garam empedu akan menurunkan kolesterol darah.

Serat tidak larut ( IDF) berperan utama mencegah perkembangan kanker kolon. IDF akan meningkatkan volume feses, sehingga mengencerkan konsentrasi senyawa karsinogen.Kondisi ini akan menurunkan kesempatan senyawa karsinogen berinteraksi dengan dinding usus, sehingga memperkecil resiko kanker.
IDF juga menurunkan waktu transit feses di usus, sehingga dapat memperlancar buang air besar. Fermentasi serat oleh bakteri usus yang menguntungkan ( bakteri asam laktat) akan menurunkan pH di usus besar, sehingga dapat menekan perkembangan kanker kolon.

Okra,  Berkhasiat Untuk Mencegah Kanker

Warna hijau pada sayuran  okra, disebabkan adanya pigmen klorofil. Klorofil memiliki sejuta manfaat karena bersifat antiradang, antimutagenik, antikanker, dan antioksidan. Sebagian antimutagenik dan antikanker, klorofil dapat mencegah kanker hati dan kanker kolon.

Sebagai antioksidan, klorofil dapat mencegah oksidasi kolesterol jahat oleh radikal bebas, sehingga pembentukan plak pada pembuluh darah ( aterosklerosis) dapat dicegah. Klorofil juga dapat menyembuhkan luka tanpa disertai pembengkakan.

Khasiat Okra Bagi Kesehatan

Cara Menggunakan Okra Untuk Penderita Gula Darah dan Kolesterol

  1. 3 atau 4 buah okra, dirajang tipis, direndam dalam 2 gelas air, lalu masukkan di kulkas selama kira-kira 3 (tiga) jam. 
  2. Hasil dari rendaman ini airnya menjadi berlendir.
  3. Selanjutnya diminum air nya saja, baik untuk diminum setelah makan.
  4. Setelah airnya habis diminum, tambah 2 gelas air lagi. 
  5. Hasil rendaman kedua ini lendirnya tambah kental. 
  6. Sejuk dingin rasanya, untuk minuman se hari-hari
  7. Irisan okra ini dapat direndam sampai 3 kali.
Bagi Penderita Asam urat dan kolesterol,  Sesudah 12 -14 hari, cek darah Anda di laboratorium. Bila hasilnya baik, mungkin bisa stop obat dokter, gunakan okra sebagai pengganti obat.
Bagi pria yg sakit diabetes, impoten, minum rendaman Okra  ini sampai 1 bulan, dan rasakan hasilnya. Bagi yang sakit lutut kena Osteo Arthritis, sakitnya dapat mereda dengan minum air rendaman ini.
Selamat mencoba semoga tetap sehat dan bugar, Salam Sehat!

sumber image : wecangrowit.org

Lamunan Pekan Biasa XIII

Kamis, 30 Juni 2016

Matius 9:1-8

9:1. Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
9:2 Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
9:3 Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah."
9:4 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
9:5 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
9:6 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
9:7 Dan orang itupun bangun lalu pulang.
9:8 Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada pandangan bahwa di dalam agama yang namanya dosa terutama dikaitkan dengan Tuhan. Pendosa adalah orang yang bertindak bertentangan dengan Tuhan.
  • Tampaknya, karena urusan dosa mengenai urusan Tuhan, maka yang dapat mengampuni dosa adalah Tuhan. Dalam hal pengampunan manusia tak memiliki kuasa mengampuni.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin orang akan menyadari kasih peduli Tuhan yang mengangkat orang jadi sahabat bahkan jadi kerabat-Nya sehingga setiap orang terpanggil untuk menghayati keterbukaan menerima siapapun yang terjerat di kubangan derita jiwani dan atau ragawi untuk mendapatkan daya terang sejahtera. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menyadari bahwa setiap orang sejatinya mendapatkan amanat menjadi pengampun.
Ah, sekalipun hanya kesalahan kalau mudah dimaklumi hal ini membuat orang jadi seenaknya, apalagi kalau dosa mudah diampuni.

Sabda Hidup

Kamis, 30 Juni 2016
Para Martir Pertama di Roma
warna liturgi Hijau
Bacaan
Am. 7:10-17; Mzm. 19:8,9,10,11; Mat. 9:1-8. BcO Neh. 9:22-37

Matius 9:1-8:
9:1. Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
9:2 Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
9:3 Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah."
9:4 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
9:5 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
9:6 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
9:7 Dan orang itupun bangun lalu pulang.
9:8 Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.


Renungan:
Seorang suami isteri yang telah menikah lama pasti saling mengenal kebiasaan juga kode-kode dari pasangannya. Kadang tanpa kata apapun sang isteri tahu apa yang dimau suaminya dan sebaliknya. Kadang mereka duduk berdua di teras tanpa bicara tapi masing-masing tampak paham akan kebutuhannya. Kebersamaan mereka dan kedalaman relasi mereka membuat mereka saling mengerti maksud satu sama lain.
Yesus tahu apa yang dipikirkan para ahli Taurat. "Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka" (Mat 9:4). Kedalaman batin dan hidupNya membuatNya paham akan pikiran orang terhadap diriNya.
Rasanya kita pun bisa mengembangkan kemampuan kita untuk mengenali apa yang dimaui dan dipikirkan sesama kita. Syaratnya adalah kemendalaman relasi kita dengannya dan ketajaman kita dalam mengolah hati kita. Semakin mendalam relasi kita dan semakin tajam pengolahan batin kita, kita akan semakin mampu mengenali kemauan dan pikiran sesama.

Kontemplasi:
Bayangkan sepasang orang tua duduk di teras rumahnya. Si lelaki batuk-batuk. Si perempuan bangkit berdiri pergi lalu membawakan segelas minuman untuk si lelaki.

Refleksi:
Bagaimana kemampuanmu mengenali pikiran sesamamu?

Doa:
Ya Tuhan semoga aku mampu mengenal pikiran sesamaku dengan lebih baik.  Amin.

Perutusan:Aku akan mempertajam olah batinku dan kemampuanku mengenali pikiran sesamaku. -nasp-

Tuesday, June 28, 2016

Rama Yadi Awet?


Rm. Bambang memang biasa bangun antara jam 2.00-2.30 pagi dari tidur malam. Hal ini membuat dia selalu mengalami kantuk pada sekitar jam 09.00 sehingga sering tidur atau paling tidak tiduran sekitar 1 jam. Tetapi pada Minggu 26 Juni 2016 pada jam 09.10, ketika sedang berbaring tiduran di tempat tidurnya, Rm. Bambang mendengar suara Mbak "Rama Bambang, wonten rombongan tamu saking Purbowardayan" (Rama Bambang, ada rombongan tamu dari Purbowardayan). Purbowardayan adalah salah satu paroki di Kevikepan Sala. Rm. Bambang bangun dan dengan kursi rodanya keluar. Ternyata yang datang adalah ibu-ibu semua. Salah satu ibu berkata "Menika kelompok paramenta lan penghias altar. Badhe dhateng Sendang Sono lajeng mampir mriki" (Ini kelompok paramenta dan penghias altar. Kami akan berziarah ke Sendang Sono dan mampir ke sini). Mereka berjumlah 13 orang. Katanya mereka menggunakan 1 kendaraan sehinga 14 orang termasuk sopir.

Ketika sedang duduk omong-omong di ruang tamu antara ibu-ibu dan Rm. Bambang, Rm. Yadi pun datang ikut menyambut. Ibu-ibu segera menghampiri Rm. Yadi untuk bersalaman satu persatu. Kehadiran Rm. Yadi membuat suasana amat segar karena mereka berjumpa dengan rama yang pernah tinggal di Purbowardayan. Salah seorang ibu berkata kepada Rm. Yadi "Rama kok awet, ta?". Mendengar komentar itu Rm. Yadi menanggapi "Jawane kuwi kok durung mati, ta?" (Hal itu mengandung makna mengapa kok belum meninggal dunia, ta?). Semua tertawa terbahak-bahak. Ketika Rm. Harto datang didorong dengan kursi rodanya, salah seorang ibu bertanya pada Rm. Bambang "Itu Rama Tri?" yang dijawab "Nggih, Rama Tri Harto" (Ya, Rama Tri Harto). Karena beberapa ibu sering menyebut Rama Tri kepadanya, Rm. Harto kemudian berkata "Kula sanes Rama Tri. Nanging Suharto Widodo" (Saya bukan Rama Tri. Tetapi Suharto Widodo). "Ooooo, Rama Bambang ngapusi" (Oooo, Rm. Bambang menipu) kata ibu yang duduk di dekat Rm.Bambang yang disambut tertawa ibu-ibu lain. Mereka meninggalkan Domus Pacis ketika jarum jam menunjuk angka 10.00.

Sabda Hidup



Rabu, 29 Juni 2016
HARI RAYA St. PETRUS & PAULUS
warna liturgi Merah 
Bacaan
Kis. 12:1-11; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; 2Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16:13-19. BcO Gal. 1:15-2:10

Matius 16:13-19:
13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Renungan:
Setiap orang mempunyai kekhasan yang dikenal orang lain. Seringkali dirinya sendiri tidak menyadari kekhasannya. Namun orang bisa ingat pada dirinya karena kekhasannya. Kala sekolah dulu beberapa teman mendapatkan julukan tertentu karena kekhasannya. Ada yang dipanggil dengan nama ayahnya. Ada yang dipanggil dengan nama tokoh tertentu karena kemiripannya. Bahkan ada yang dipanggil dengan nama binatang tertentu.
Yesus pun bertanya pada murid-muridNya siapa diriNya menurut pandangan mereka. Ada yang menyebut dia berdasarkan omongan orang. Namun Petrus mengatakan, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Mat 16:16). Ia mengenal Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Sebutan yang disampaikan Petrus dibenarkan oleh Yesus. Yesus pun memberi tanda atas nama Petrus.
Makin dekat relasi kita, kita akan saling mengenal satu sama lain. Kita pun akan mengenal kekhasan mereka. Maka marilah kita mengenali siapa sahabat kita dan berbagi pengenalan itu sama lain. Sikap ini yang akan mempererat persahabatan kita.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Temui temanmu. Sampaikan pengenalanmu kepadanya.

Refleksi:
Siapa dirimu menurut pendapat temanmu?

Doa:
Bapa semoga aku makin mengenal Engkau dan makin mengenal saudara dan sahabatku. Amin.

Perutusan:
Aku akan menyampaikan pengenalanku pada sahabatku. -nasp-

Lamunan Hari Raya

Santo Petrus dan Santo Paulus, Rasul
Rabu, 29 Juni 2016

Matius 16:13-19

16:13. Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, untuk menjaga kebenaran keyakinan anggota, agama memiliki ajaran-ajaran dan pedoman-pedoman resmi. Hal itu menjadikan agama memiliki tradisi dan bahkan ada yang dijadikan buku-buku.
  • Tampaknya, dengan ajaran dan pedoman resmi para anggota agama dapat memiliki kesamaan pandangan tentang Tuhan yang diyakini. Para calon umat harus mempelajari ajaran dan tradisi resmi agar memiliki kesamaan pandangan dan tatacara sebagaimana dipahami oleh umat pada umumnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa berhubungan baik dengan kedalaman batin, sebenar dan sedalam apapun tradisi, ajaran, dan pedoman resmi dalam agama tak akan mampu menumbuhkembangkan signifikansi dan relevansi untuk hidup umatnya dan masyarakat kalau tokoh-tokohnya tidak memiliki penghayatan dan pemahaman personal yang menjadi fondasi hidup komunitas-komunitas sebagai bagian dari keseluruhan umat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati hidup keagamaan secara personal dalam topangan yang universal.
Ah, agar tak sesat hidup beragama harus sesuai dengan aturan dan ajaran pusat

Monday, June 27, 2016

PAUS YOHANES PAULUS II: SURAT KEPADA UMAT LANJUT USIA (2)



Abad yang Rumit Menuju Masa Depan Harapan.

3. Dalam membicarakan para lanjut usia, saya tahu saya sedang berbicara kepada dan tentang orang-orang, yang telah menempuh perjalanan yang jauh (bdk. Keb 4:13). Saya berbicara kepada rekan-rekan semasa saya, demikianlah saya dapat segera memaparkan analogi dari pengalaman pribadi saya sendiri. Hidup kita, saudara-saudari terkasih, telah disituasikan oleh Penyelenggaraan Ilahi dalam abad yang kedua ini, yang datang beserta warisan yang kompleks dari masa yang silam, dan telah menyaksikan banyak peristiwa yang luarbiasa.

Seperti sekian banyak masa lainnya dalam sejarah, masa kita telah mendaftarkan titik-titik terang dan bayangan-bayangan. Tidak semuanya bercorak luntur. Banyak aspek positif telah mengimbangi yang negatif, atau telah muncul dari yang negatif sebagai reaksi yang menguntungkan pada pihak kesadaran yang kolektif. Meskipun begitu benar juga – dan kiranya tidak adil maupun berbahaya melupakannya! – bahwa  berbagai penderitaan, yang sebelum itu tidak pernah terjadi , telah menimpa hidup jutaan dan jutaan rakyat. Yang sungguh perlu dipikirkan ialah konflik-konflik yang meletus di beberapa benua sebagai akibat perdebatan-perdebatan teritorial antara Negara-negara atau kebencian antar etnik. Lagi pula janganlah kita pertimbangkan kurang serius kondisi-kondisi kemiskinan yang ekstrim, dan menerpa sektor-sektor luas masyarakat di Belahan Bumi Selatan, atau kendala memalukan diskriminasi rasial serta kekerasan sistematik hak-hak manusiawi yang berlangsung di banyak bangsa. Lalu kiranya perlu dikatakan juga tentang konflik-konflik global yang dahsyat?

Selama bagian pertama abad ada dua di antaranya, disertai kendala-kendala malang dan penghancuran yang belum pernah diketahui sebelumnya. Perang Dunia Pertama membunuh jutaan tentara dan orang-orang sipil, memenggal sekian banyak hidup manusia dalam keremajaan atau bahkan masa kanak-kanak. Lalu bagaimana menyangkut Perang Dunia Kedua? Meletus sesudah beberapa dekade damai yang relatif di dunia, khususnya di Eropa, itu bahkan lebih tragis lagi dari pada yang pertama, diiringi konsekuensi-konsekuensi yang dahsyat bagi hidup bangsa-bangsa dan benua-benua. Itu seluruhnya perang, mobilisasi kebencian yang tak pernah terdengar, yang menampilkan pukulan-pukulan yang brutal bahkan melawan penduduk-penduduk sipil yang tak mampu membela diri, lagi pula menghancurkan generasi-generasi yang utuh. Bea yang dibayar di pelbagai garis depan hingga mencapai kegilaan perang tak mungkin diperhitungkan. Yang sama-sama menakutkan ialah pembantaian yang berlangsung di berbagai kamp kematian, yang sesungguhnya tetap masih merupakan beberapa Golgota sampai sekarang ini.

Pertengahan kedua abad ini sampai tahun-tahun yang lama dibebani oleh impian buruk perang dingin, konflik antara dua blok ideologi besar yang saling bertentangan, yakni Timur dan Barat. Itu semua disertai oleh perlombaan senjata yang  sungguh gila, lagi pula ancaman terus menerus perang nuklir, yang mampu menterpurukkan umat manusia ke arah kepunahan[6]. Syukur kepada Allah, halaman gelap-gulita sejarah ditutup dengan gugurnya di Eropa rezim-rezim totaliter yang serba penindas, sebagai akibat perjuangan demi damai, yang mengandalkan senjata kebenaran dan keadilan[7]. Pada gilirannya itu memulai proses yang sukar tetapi subur berupa  dialog dan rekonsiliasi yang  bercita-cita menetapkan koeksistensi yang jernih penuh persaudaraan antar bangsa-bangsa.

Akan tetapi jelas terlalu banyak bangsa masih jauh sekali dari menikmati keuntungan-keuntungan damai serta kebebasan. Pada beberapa bulan akhir ini keprihatinan besar disebabkan karena meledaknya konflik kekerasan di kawasan Balkan, yang semula telah merupakan pentas perang yang dahsyat disertai nada-nada bawah etnik. Lebih banyak darah dikucurkan, lebih banyak kehancuran dijalankan, lebih banyak kebencian diobok-obok. Sekarang ini sesudah akhirnya berhentilah pertikaian senjata, tumbuhlah gagasan untuk pembangunan ulang menjelang datangnya milenium baru. Tetapi sementara itu di benua-benua lain juga sekian banyak gelanggang panas peperangan masih terus berkobar, acap kali disertai pembantaian dan berbagai tindakan kekerasan, padahal terlalu segeralah itu dilupakan oleh dunia.

4. Sementara kenangan-kenangan dan kejadian-kejadian itu menyedihkan kami, tak dapatlah kami lupakan, bahwa abad kita telah menyaksikan juga penampilan sekian banyak tanda positif, yang menunjukkan sekian banyak sumber harapan bagi Milennium Ketiga. Telah meningkatlah kesadaran – kendati di tengah sekian banyak inkonsistensi, khususnya menyangkut sikap menghormati hidup tiap manusia, – akan hak-hak manusiawi universal, yang diproklamasikan dalam pernyataan-pernyataan internasional yang resmi dan mengikat.

Lagi pula telah berlangsung perkembangan terus menerus cita-rasa hak bangsa-bangsa atas kemandirian pemerintahan dalam konteks relasi-relasi nasional dan internasional, diilhami oleh sikap menghargai jatidiri budaya disertai sikap menghormati minoritas-minoritas. Gugurnya sistem-sistem totaliter, seperti terjadi di Eropa Timur, telah menghantar kepada perkembangan dalam pengertian universal tentang nilai demokrasi dan pasar bebas, kendati tetap masih berlangsung tantangan besar menyatukan kebebasan dan keadilan sosial.

Perlu kami pandang juga anugerah besar Allah, bahwa agama-agama dunia sedang berusaha melalui keputusan yang makin mantap untuk melaksanakan dialog, yang kiranya akan menjadikan mereka faktor yang mendasar bagi damai dan kesatuan di dunia.

Kemudian pula sedang meningkatlah pengakuan akan martabat kaum wanita. Tidak dapat disanggah, masih terlalu jauhlah jarak yang perlu ditempuh, tetapi haluan telah dicanangkan. Suatu alasan selanjutnya untuk harapan ialah pesatnya perluasan komunikasi, yang berkat teknologi sekarang ini telah memungkinkan  untuk menjangkau melampaui batas-batas yang ditetapkan, seraya menjadikan kita merasa diri warga-warga dunia.

Suatu gelanggang pertumbuhan yang lain ialah kesadaran ekologi baru, yang selayaknya didorong. Suatu sumber harapan lainnya yakni: kemajuan besar di bidang perobatan dan sumbangan ilmu pengetahuan akan kesejahteraan manusiawi.

Kemudian banyaklah alasan untuk bersyukur kepada Allah. Memandang segala sesuatu, tahun-tahun terakhir abad kita ini menyajikan potensial luarbiasa untuk damai dan kemajuan. Dari keadaan-keadaan malang sendiri, yang dialami oleh generasi kita datanglah  cahaya yang menerangi tahun-tahun lanjut usia kita. Di situlah kita saksikan pengukuhan pusat yang utama bagi iman Kristiani: “Gangguan-gangguan tidak hanya menghancurkan harapan; tetapi itu landasannya”[8]

Maka sungguh menarik perhatian: sementara abad ini dan milenium ini mendekati semburat-semburat terang, dan fajar musim baru bagi umat manusia sudah mulai nampak di cakrawala, hendaklah kita berhenti merenungkan, betapa pesatlah waktu berlalu, tidak untuk memasrahkan diri kepada nasib yang mustahil dielakkan, tetapi justru untuk sepenuhnya memanfaatkan tahun-tahun yang masih kita hadapi.