Monday, August 1, 2016
Drop
Misa harian Domus Pacis biasa dilakukan di kapel pada jam 06.00 sore. Pada Kamis 28 Juli 2016 yang memimpin adalah Rm. Bambang. Selain Rm. Tri Hartono dan Rm. Harto pada misa itu ada 4 orang awam yang ikut serta. Kalau Rm. Bambang tidak pergi dan apabila Rm. Yadi juga ada, Rm. Bambang biasa mempersiapkan buku-buku dan kadang-kadang juga menyalakan lilin. Rm. Yadi selalu akan menjadi pemimpin misa dan Rm. Bambang juga menempatkan diri sebagai lektor untuk bacaan pertama.
Pada Kamis itu ketika jam 04.40 sore Rm. Bambang menerima SMS dari Rm. Yadi "Rama, nanti saya tidak misa di Domus. Trims." Pikiran Rm. Bambang mengatakan bahwa Rm. Yadi akan pergi. Padahal ada beberapa makanan oleh-oleh dari tamu Semarang yang akan dibagikan oleh Rm. Bambang dalam makan malam. Maka Rm. Bambang bertanya lewat SMS "Oke, rama. Sakniki taksih wonten kamar ta?" (Ya, rama. Sekarang masih di kamar, ta?). Rm. Yadi menjawab "Nggih, tasih" (Ya, masih). Rm. Bambang menyiapkan beberapa snak dan langsung dengan kursi rodanya mengantarnya ke kamar Rm. Yadi. "Rama badhe tindak, nggih?" (Rama akan pergi, ya?) sambil menyerahkan makanan Rm. Bambang bertanya. Rm. Yadi menjawab "Mboten, awak kula mboten penak. Gula kula drop" (Tidak, badan saya terasa tidak enak. Kadar gula saya drop). Pada hari itu sebelum makan siang memang ada perawat RS Panti Rapih datang. Hal ini terjadi seminggu sekali sebagai program homecare untuk rama-rama Domus Pacis. "Wau pinten ta, rama?" (Tadi berapa kadar darahnya, rama?) tanya Rm. Bambang yang langsung mendapatkan jawaban "Wolungdasa tiga" (Delapan puluh tiga). Yang jelas hingga kini Rm. Yadi tidak menderita diabetes. Tapi syukurlah pada makan pagi Jumat 29 Juli Rm. Yadi sudah bergabung.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment