Rabu, 03 Agustus 2016
Hari biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Yer. 31:1-7; MT
Yer. 31:10,11-12ab,13; Mat. 15:21-28. BcO Yl. 2:28-3:8
Matius
15:21-28:
21 Lalu Yesus
pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. 22 Maka datanglah
seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya
Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat
menderita." 23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu
murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia
mengikuti kita dengan berteriak-teriak." 24 Jawab Yesus: "Aku diutus
hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." 25 Tetapi
perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah
aku." 26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang
disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 27 Kata perempuan
itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja
tuannya." 28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu,
besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan
seketika itu juga anaknya sembuh.
Renungan:
Usaha keras
diimbangi dengan langkah cerdas membawa seseorang sampai pada tujuan yang
hendak dicapai. Keduanya perlu selalu menjadi bagian yang saling
berkesinambungan. Tidak cukup hanya usaha keras saja atau hanya langkah cerdas
saja. Bila hanya satu yang dilakukan hasil yang diharapkan seringkali tidak
maksimal.
Perempuan Kanaan
berusaha keras mendapatkan perhatian Yesus. Ia berteriak-teriak
memanggil-manggil namaNya. Namun Yesus tidak segera menanggapinya. Ketika Yesus
mengutarakan alasan kenapa tidak menanggapi perempuan tadi menjawab dengan
cerdas, "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari
meja tuannya" (Mat 15:27). Usaha keras dan jawaban cerdasnya menggerakkan
hati Yesus. Perempuan itu pun mendapatkan yang dia mau, anaknya sembuh.
Rasa saya setiap
orang mempunyai kecerdasan di dalam hidupnya. Ia pun mempunyai daya untuk
berusaha dengan lebih giat. Semakin kita mengasuh dan mengasah keduanya semakin
banyak rahmat yang akan kita terima. Jangan menyerah.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak
matamu. Lihatlah bagaimana dirimu mengasuh dan mengasah daya hidup dan
kecerdasanmu.
Refleksi:
Bagaimana untuk
tidak lelah untuk terus bekerja dan mengasah kecerdasan kita?
Doa:
Tuhan terima
kasih atas daya dan kecerdasan yang telah Kauberikan kepadaku. Semoga aku tidak
gampang menyerah dan berputusasa. Amin.
Perutusan:
Aku akan
meningkatkan daya juangku dan kecerdasanku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment