Kamis, 18 Agustus 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Yeh. 36:23-28;
Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 22:1-14 BcO Pkh. 6:12-7:28
Matius
22:1-14:
1 Lalu Yesus
berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: 2 "Hal Kerajaan Sorga
seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. 3 Ia
menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan
kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. 4 Ia menyuruh pula
hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu:
Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak
piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan
kawin ini. 5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada
yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 6 dan yang lain
menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. 7 Maka murkalah raja
itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu
dan membakar kota mereka. 8 Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya:
Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak
layak untuk itu. 9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan
undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. 10 Maka
pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya
di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah
ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. 11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu
dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. 12 Ia
berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak
mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. 13 Lalu kata raja itu
kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke
dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi. 14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Renungan:
Sebuah kebanggaan
bagi orang punya kerja adalah kalau mereka yang diundang hadir. Tamu-tamu yang
berdatangan dan memenuhi kursi yang disediakan memberikan kepuasan tersendiri
bagi yang punya kerja. Sebaliknya kala para undangan tidak datang orang yang
punya kerja akan merasa sedih dan tidak berarti. Apalagi kala yang diundang
menolak mentah-mentah bahkan menganiaya orang yang diminta menghantarkan
undangan.
Sang Raja pun
marah dan mengirimkan pasukannya kala yang diundang dalam perjamuan malah
menganiaya utusannya. "Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke
sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka"
(Mat 22:7). Ia sangat merasa tersinggung dan murka dengan sikap mereka.
Dalam keseharian
kita kita pun sering mengalami sebagai pengundang ataupun orang yang diundang.
Keduanya menuntut sikap positif dari kita. Sebagai orang yang diundang kita
perlu menanggapi undangan. Sebagai pengundang kita perlu rendah hati mengharapkan
kehadiran yang diundang. Selain itu kita pun perlu menata diri agar hadir
sebagai orang yang pantas mengikuti pesta.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
mendapat undangan pesta. Perhatikan sikapmu kala menerima undangan tersebut.
Refleksi:
Apa yang akan
kaulakukan kala mendapat undangan pesta?
Doa:
Tuhan semoga aku
hadir secara layak dalam pestaMu. Pantaskanlah diriku sebagai pilihanMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan hadir
dalam undangan pesta Tuhan secara layak. -nasp-
0 comments:
Post a Comment