Selasa, 23 Agustus 2016
Rosa dr Lima
warna liturgi
Hijau
Bacaan
2Tes.
2:1-3a,13b-17; Mzm. 96:10,11-12a,12b-13; Mat. 23:23-26. BcO Tit. 3:3-15
Matius
23:23-26:
23 Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar,
tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan
belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan
diabaikan. 24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam
minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. 25 Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh
rampasan dan kerakusan. 26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu
sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Renungan:
Beberapa waktu
yang lalu ada seorang guru dijatuhi hukuman karena mencubit atau apa gitu
terhadap muridnya. Pada kesempatan lain seorang guru dipukuli oleh orang tua
murid dan muridnya. Di kesempatan lain lagi seorang guru dipotong rambutnya
oleh orang tua murid karena ia tidak terima rambut anaknya dipotong sang guru.
Banyak kejadian di sekolah menjadi bahan bagi tuntutan, kekerasan dan
persidangan. Kesempatan seorang guru untuk mendidik dan menyampaikan
kedisiplinan seringkali harus berhadapan dengan hak asasi manusia.
Rasanya sekarang
ini guru meminta anak untuk menyapu, menghapus papan tulis, membersihkan meja
akan berhadapan dengan sikap orang tua yang tidak mengijinkan hal tersebut.
Bagi orang tua seperti itu akan dikatakan bahwa tugas-tugas seperti itu bukan
tugas anaknya. Ada tukang kebon, ada house keeping. Anaknya disekolahkan bukan
untuk dijadikan tukang sapu.
Memang menjadi
tidak mudah. Setiap orang makin merasa mempunyai kerangkanya sendiri. Mereka
tidak mau mengikuti kerangka orang lain, bahkan kerangka institusi pun
dilabrak. Tuhan mengkritik orang Farisi dan ahli Taurat, "Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang
terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan
dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan"
(Mat 23:23).
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
sedang menunggu anakmu di sekolah. Anda berada di antara para penunggu yang
lain. Saat itu anda melihat kelas anak anda lagi dihukum.
Refleksi:
Bagaimana
menghidupkan keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan?
Doa:
Tuhan semoga keadilan
dan belas kasihan dan kesetiaan semakin hidup di dunia sekitarku. Amin.
Perutusan:
Aku akan terus
menjaga keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment