Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, August 24, 2016

Lamunan Pekan Biasa XXI

Kamis, 25 Agustus 2016

Matius 24:42-51

24:42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
24:43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
24:44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."
24:45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
24:46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
24:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
24:48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
24:49 Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,
24:50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya,
24:51 dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, di era global orang harus berpandangan ke depan. Orang harus bertindak secara visioner.
  • Katanya, agar punya visi orang harus membidik hal-hal yang akan terjadi. Orang tidak dapat santai seenaknya sehingga harus memperjuangkan dengan tindakan-tindakan sesuai bidikannya ke depan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, orang akan sadar bahwa dia tak akan dapat memastikan masa depan sekalipun secermat apapun direncanakan sehingga kesiagaan sejati mempersiapkan masa depan adalah ketekunan dan kesungguhan sehari-hari mengerjakan segala panggilan tugas yang kongkret dihadapi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menyadari bahwa komitmen mengerjakan tugas pokok dalam kehidupan sehari-hari adalah sikap serius berjaga-jaga menyongsong masa depan.
Ah, menyiapkan masa depan itu yang pokok memiliki tabungan uang sebanyak-banyaknya.

0 comments:

Post a Comment