Jumat, 26 Agustus 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Kor. 1:17-25;
Mzm. 33:1-2,4-5,10ab,11; Mat. 25:1-13. BcO 1Tim. 3:1-16
Matius
25:1-13:
1 "Pada
waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya
dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. 2 Lima di antaranya bodoh dan lima
bijaksana. 3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa
minyak, 4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga
minyak dalam buli-buli mereka. 5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak
datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 6 Waktu tengah
malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 7 Gadis-gadis
itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 8 Gadis-gadis yang bodoh
berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari
minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. 9 Tetapi jawab gadis-gadis yang
bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik
kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. 10 Akan tetapi, waktu mereka
sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah
siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu
ditutup. 11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan,
tuan, bukakanlah kami pintu! 12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab
kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Renungan:
Suatu kali saya
bertemu dengan beberapa orang di daerah tertentu. Daerah itu sering mengalami
konflik dalam kurun waktu tertentu. Dan mereka ini pun sering menjadi
korbannya. Saya bertanya kepada mereka, "Kalian tidak takut tinggal di
daerah ini? Kalau ada konflik kan seringkali rumah dan harta anda
dibakar?" Mereka pun menjawab, "Tidak Rama. Karena sering terjadi
seperti itu maka yang kami tampakkan sebagai milik kami hanya 30% dari yang
kami miliki. Sehingga kalau konflik itu terjadi kami bisa segera bangkit
lagi."
Kisah itu
mengingatkan saya pada gadis-gadis bijaksana. "gadis-gadis yang bijaksana
itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka" (Mat 25:4).
Gadis-gadis bijaksana membawa cadangan minyak sebagai persediaan kalau-kalau
mempelai tidak segera datang.
Rasanya kita bisa
belajar dari kisah di Injil dan cerita singkat di atas. Bagaimanapun kita perlu
menyiapkan cadangan dalam hidup kita. Sewaktu-waktu terjadi sesuatu maka kita
pun siap bangkit lagi.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak
matamu. Lihatlah persiapan dan cadangan apa yang kaumiliki untuk menghadapi
situasi tak terduga.
Refleksi:
Apa yang perlu
kaulakukan agar bisa menyiapkan "minyak cadangan dalam buli-buli"
hidupmu?
Doa:
Tuhan banyak
situasi yang tak terduga yang mungkin kualami. Semoga aku mempunyai cadangan
yang bisa kugunakan kala hal tersebut terjadi. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menyiapkan "minyak cadangan" untuk hidupku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment