Senin, 08 Agustus 2016
Peringatan Wajib St.
Dominikus,
Pendiri Ordo
Pengkotbah
warna liturgi
Putih
Bacaan
Yeh.
1:2-5,24-2:1a; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Mat. 17:22-27. BcO Yun.
3:1-4:11
Matius
17:22-27:
22 Pada waktu
Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka:
"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia 23 dan mereka akan
membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati
murid-murid-Nya itupun sedih sekali. 24 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba
di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata:
"Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" 25 Jawabnya:
"Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya
dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja
dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" 26
Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya:
"Jadi bebaslah rakyatnya. 27 Tetapi supaya jangan kita menjadi batu
sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang
kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata
uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka,
bagi-Ku dan bagimu juga."
Renungan:
Ketika kita memasuki
tempat wisata seperti candi tiket yang harus dibayar orang asing jauh lebih
besar daripada yang harus dibayar orang pribumi. Bisa dikatakan pajak orang
asing lebih besar dari pajak orang pribumi. Semoga hal itu pun kena dalam
berbagai bidang yang lain. Jangan sampai pajak orang asing malah jauh lebih
murah dari orang pribumi.
Yesus bertanya
pada Petrus, "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini
memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" Jawab
Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi
bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka,
pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan
bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di
dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu
juga." (Mat 17:25-27).
Yesus tidak mau
menjadi sandungan, maka Ia pun membayar pajak walau Ia adalah orang pribumi.
Akhir-akhir ini pemerintah pun memberikan tax amnesti. Harapannya warga negara
rela memberikan pajaknya untuk negara ini bukan malah menyembunyikan dan
memberikannya kepada bangsa asing. Negara yang mengambil pajak rakyatnya pun
layak untuk memberi perhatian pada kesejahteraan rakyatnya.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah
dalam Injil Mat. 17:22-27. Bandingkan sikap Yesus dengan sikapmu.
Refleksi:
Apa yang spontan
muncul dalam benakmu ketika mendengar kata pajak?
Doa:
Tuhan semoga aku
bisa menjadi warga negara yang peduli akan negara ini. Semoga para pemimpin
negara kami pun sungguh-sungguh berjuang untuk kesejahteraan rakyatnya. Amin.
Perutusan:
Aku akan berusaha
menjadi warga negara yang baik. -nasp-
0 comments:
Post a Comment