Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, August 7, 2016

Sabda Hidup


Senin, 08 Agustus 2016
Peringatan Wajib St. Dominikus,
Pendiri Ordo Pengkotbah
warna liturgi Putih 
Bacaan
Yeh. 1:2-5,24-2:1a; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Mat. 17:22-27. BcO Yun. 3:1-4:11

Matius 17:22-27:
22 Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia 23 dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali. 24 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" 25 Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" 26 Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya. 27 Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."

Renungan:
Ketika kita memasuki tempat wisata seperti candi tiket yang harus dibayar orang asing jauh lebih besar daripada yang harus dibayar orang pribumi. Bisa dikatakan pajak orang asing lebih besar dari pajak orang pribumi. Semoga hal itu pun kena dalam berbagai bidang yang lain. Jangan sampai pajak orang asing malah jauh lebih murah dari orang pribumi.
Yesus bertanya pada Petrus, "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga." (Mat 17:25-27).
Yesus tidak mau menjadi sandungan, maka Ia pun membayar pajak walau Ia adalah orang pribumi. Akhir-akhir ini pemerintah pun memberikan tax amnesti. Harapannya warga negara rela memberikan pajaknya untuk negara ini bukan malah menyembunyikan dan memberikannya kepada bangsa asing. Negara yang mengambil pajak rakyatnya pun layak untuk memberi perhatian pada kesejahteraan rakyatnya.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mat. 17:22-27. Bandingkan sikap Yesus dengan sikapmu.

Refleksi:
Apa yang spontan muncul dalam benakmu ketika mendengar kata pajak?

Doa:
Tuhan semoga aku bisa menjadi warga negara yang peduli akan negara ini. Semoga para pemimpin negara kami pun sungguh-sungguh berjuang untuk kesejahteraan rakyatnya. Amin.

Perutusan:
Aku akan berusaha menjadi warga negara yang baik. -nasp-

0 comments:

Post a Comment