Teks ini disodorkan untuk pembicaraan dalam Novena Domus Pacis Minggu 7 Agustus 2016
I.
Soalnya Dikaitkan Dengan Kematian
Karena biasa
dikaitkan dengan kematian, kehidupan abadi biasa pula menjadi hal yang
menakutkan. Meskipun demikian kematian adalah sebuah kepastian bagi kita.
Disingkiri dan bahkan ditolak apapun kematian tetap akan memeluk kita. Maka
alangkah baik kalau kita berusaha menguak kira-kira bagaimana rasa dunia orang mati.
II. Beberapa
Gambaran Perasaan Dari Dunia Orang Mati
Karena
kehidupan kekal banyak menjadi ajaran agama, sebelum berbicara gambaran
perasaan yang ada dalam Gereja, kita akan
mencoba mencari gambaran-gambaran yang muncul dari keyakinan lain. Meskipun
demikian, gambaran dari yang menolak agama juga akan sedikit ditampilkan.
Gambaran dari beberapa agama
1.
Dari
kelompok agama ada yang menggambarkan bahwa dunia orang mati adalah semacam
terminal untuk menunggu perjalanan hidup selanjutnya. Pada saat kematian datang
orang sudah menyadari dengan jelas apa yang akan terjadi. Sesudah itu orang
hanya akan menghabiskan apa yang diperoleh dari perbuatan yang dilakukan ketika
di dunia. Yang banyak kebaikan akan menghabiskan kadar kenikmatan yang
dimiliki. Sedang yang banyak keburukan akan menyelesaikan konsekuensinya.
Sesudah itu orang akan kembali hidup lagi di dunia fana entah naik tingkat atau
merosot dalam tatanan kehidupan dunia.
2.
Ada agama
yang menggambarkan baik buruk dengan tata hukum yang rinci dan jelas. Saat
kematian dapat membuat orang merasa berdebar-debar karena akan menghadapi
penyelidikan dan penyidikan tingkah laku di dunia. Bagi yang lebih banyak
tingkah laku yang memenuhi perintah hukum, orang akan
merasakan kebebasan dan mendapatkan hadiah. Sementara yang perbuatannya banyak
melanggar akan terpenjara dengan segala siksaannya.
3.
Gambaran lain datang dari agama yang yakin bahwa yang kekal adalah jiwa.
Jiwa itu abadi dan milik Tuhan yang Mahabaik. Dalam kehidupan di dunia, jiwa
berjuang untuk maju dan berkembang dengan kekuatan diri sendiri. Tetapi sesudah
mati jiwa juga mampu maju dan berkembang tetapi bukan dari kekuatan diri. Pada
saat kematian orang sudah sadar apa yang akan dihadapi. Di alam kematian jiwa
mendapatkan sarana dari Tuhan yang disebut rahmat untuk berkembang sebagai
hamba. Tetapi ada juga sarana lain yang membantu perkembangan jiwa yang berasal
dari doa orang-orang yang masih berada di dunia fana. Dalam hal ini kalau orang
sudah berhasil penuh jadi hamba, jiwa akan merasakan keceriaan. Sementara itu
sebelum sempurna jadi hamba yang terjadi adalah rasa gemetar. Yang jelas semua
jiwa akan kembali jadi hamba Tuhan.
4.
Tampaknya ada gambaran keagamaan tentang orang yang pada saat mati belum
menyadari kalau sudah mati. Orang harus dibantu dengan penyelenggaraan
upacara-upacara peringatan arwah. Orang yang menerima kematian akan merasakan
rasa lepas bebas dan alam luas penuh kekayaan (lepas paran, jebar kubur). Sementara itu yang tidak ikhlas menerima
kematian akan berjuang kembali dunia atau hidup dalam kebingungan sehingga
dapat jalan kesana kemari bahkan dapat terperosok ke tempat salah.
Matrik
barangkali dapat memberikan gambaran perasaan di dunia orang mati dari empat
keyakinan di atas.
RASA
AWAL
|
PROSES
YANG DIHADAPI
|
RASA DI DUNIA ORANG MATI
|
|
Positif
|
Negatif
|
||
Kejelasan yang terjadi
|
Terminal menunggu perjalanan
hidup selanjutnya
|
Menikmati persediaan kebaikan
sampai habis
|
Menjalani konsekuensi perilaku
buruk
|
Dheg-dhegan
|
Pengadilan hukum
|
Bebas dan dapat hadiah
|
Terpenjara dengan segala siksa
|
Sadar yang akan dihadapi
|
Sarana: rahmat dan pengantara
untuk berkembang sebagai hamba
|
Ceria
|
Gemetar
|
Bertanya-tanya
|
Kesadaran bertahap
|
Lepas paran jembar kubur
|
Bingung kesasar-sasar
|
Gambaran dari kaum
tak beragama
Kaum tak
beragama dalam perkembangannya disebut golongan ateis. Sekalipun sejak
agama-agama muncul sudah ada, kaum ateis secara terbuka tampil pada abad 18.
Kabarnya kini menempati rangking ketiga dalam urutan keyakinan hidup. Kalau
tidak salah hingga tahun 2014 tiga besar di seluruh dunia adalah pemeluk
Kristiani (sekitar 2,2 miliard), Islam (1,6 miliard) dan kemudian ateis (1,1
miliard). Dalam hal kaum ateis, sekalipun menolak adanya Tuhan, berdasarkan
beberapa sharing kaum ateis juga memiliki gambaran kehidupan sesudah mati.
Sharing-sharing yang ada disampaikan atas dasar pengalaman orang-orang ateis
yang pernah mati suri. Ada gambaran umum bahwa saat kematian orang mengalami
tubuh khusus yang lepas dari tubuh biasa. Tubuh khusus ini terasa ringan dan
tak berbobot. Dengan tubuh khususnya kebanyakan orang berjalan dan berkeliling kebanyak
tempat. Ada pula yang berjumpa dengan orang yang sudah lama meninggal. Di sini
orang mendapatkan informasi bahwa dunia itu digerakkan oleh cinta. Yang biasa
disebut dengan Tuhan sebenarnya adalah pengetahuan tentang dunia. Kemudian yang
disebut roh adalah kemampuan mengingat. Dari sharing tampaknya ada dua
pengalaman. Ada yang merasa melihat cahaya dan kemudian harus memilih untuk kembali
ke dunia atau tetap menikmati cahaya dan kemudian menjadi cahaya. Sedang yang
lain merasa mengalami murni kegelapan dan kekosongan serta kemudian tidur lama
sekali. Yang menarik adalah perasaan pengalaman di dunia kematian itu orang
mengalami jangka waktu lama sekali bahkan ada yang bertahun-tahun. Padahal
pengalaman mati suri ada yang 3 menit dan ada yang 15 menit.
RASA
AWAL
|
PROSES
YANG DIHADAPI
|
RASA DI DUNIA ORANG MATI
|
|
Positif
|
Negatif
|
||
Tubuh lepas dari tubuh, ringan
tak berbobot
|
Jalan-jalan, keliling-keliling,
ketemu dengan yang sudah meninggal, informasi dunia digerakkan cinta,
Tuhan=pengetahuan tentang dunia, ruh ada sebagai pengingat
|
Ketemu cahaya, memilih kembali
di dunia atau terus untuk jadi cahaya
|
Murni gelap, kosong, tidur lama
sekali.
|
III.
Beberapa Perasaan Dari Dunia Orang Mati Berdasarkan Iman Katolik
Gambaran
suasana perasaan dapat ditarik dari gambaran-gambaran kehidupan orang sesudah
ada di alam kekal.
Beberapa
gambaran dalam Kitab Suci
1.
Dipangkuan atau tidak
Gambaran ini terdapat
dalam Injil Lukas 16:19-26:
16:19. "Ada seorang kaya yang selalu
berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam
kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan
apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan
menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu
dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan
sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari
jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham,
kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam
air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah,
bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau
terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini
kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat
menyeberang.
2.
Pengadilan kepedulian
Suasana pengadilan akhir dapat dilihat dalam Injil Matius 25:31-46:
25:31. "Apabila Anak Manusia datang dalam
kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di
hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama
seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di
sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di
sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku
makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu
memberi Aku tumpangan;
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku
pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku.
25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab
Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi
Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai
orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi
Engkau pakaian?
25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau
dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku.
25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di
sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk,
enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya.
25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi
Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak
memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian;
ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya:
Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang
asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani
Engkau?
25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah
seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat
siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Gambaran
dalam ajaran Gereja
Gambaran
yang ditarik dari ajaran Gereja akan diambil dari Katekismus Gereja Katolik
(KGK).
1.
Sebuah perjumpaan
Ini terdapat dalam KGK 1020:
Warga Kristen yang
menyatukan kematiannya dengan kematian Yesus, menganggap kematian sebagai pertemuan dengan Yesus dan sebagai
langkah masuk ke dalam kehidupan abadi.
2.
Pengadilan
keterbukaan akan rahmat
Ini dapat diketemukan dalam KGK 678 dan 679:
Seperti para
nabi dan Yohanes Pembaptis, Yesus pun mengumumkan pengadilan pada hari terakhir
dalam khotbah-Nya. Di sana akan disingkapkan tingkah laku dan isi hati yang
paling rahasia dari setiap orang". Lalu ketidakpercayaan orang berdosa,
yang telah menolak rahmat yang ditawarkan Allah, akan diadili. Sikap terhadap sesama akan menunjukkan,
apakah orang menerima atau menolak rahmat dan cinta Allah". Yesus akan
mengatakan: "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Mat
25:40).
Kristus adalah Tuhan kehidupan anadi. Sebagai Penebus dunia,
Kristus mempunyai hak penuh untuk mengadili pekerjaan dan hati manusia secara
definitif. Ia telah "mendapatkan" hak ini oleh kematian-Nya di salib.
Karena itu, Bapa "menyerahkan seluruh pengadilan kepada putera-Nya"
(Yoh 5:22)`5. Akan tetapi, Putera tidak datang untuk mengadili, tetapi untuk menyelamatkan
dan untuk memberikan kehidupan yang ada pada-Nya'. Barang siapa menolak rahmat dalam
kehidupan ini, telah mengadili dirinya sendiril: Setiap orang menerima ganjaran
atau menderita kerugian sesuai dengan pekerjaannya; ia malahan dapat mengadili dirinya
sendiri untuk keabadian, kalau ia tidak mau tahu tentang cinta.
Sebuah
refleksi
1.
Kesejatian hidup
kekal
Anugerah terbesar hidup beriman
sebenarnya bukan terutama adalah hal-hal yang memenuhi kebutuhan dan keinginan
kita. Tuhan Yesus mengatakan bahwa siapapun yang sungguh hidup dalam
persekutuan dengan-Nya akan memperoleh hidup kekal. “Barangsiapa makan daging-Ku
dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan
dia pada akhir zaman.” (Yoh 6:54). Memiliki HIDUP KEKAL adalah kekayaan pokok
dan amat penting untuk manusia. Tuhan Yesus memaknai hidup kekal ketika berdoa
bagi para murid: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal
Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah
Engkau utus.” (Yoh 17:3) Bagi Yesus kehidupan kekal adalah relasi dengan Allah
Tritunggal Mahakudus baik di dalam kehidupan dunia maupun sesudah meninggalkan
dunia. Sebenarnya bagi pengikut Kristus entah di dunia entah di alam baka yang
paling pokok adalah ikut Yesus sebagaimana dikatakan oleh Santo Paulus “Kristus
dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh
matiku.” (Flp 1:20) Kehidupan
kekal memang menjadi harapan bagi orang Kristiani. Hal ini terungkap dalam
upacara pembaptisan dewasa. Dalam bagian pembuka salah satu tanya jawab antara
imam (I) dan calon baptis (C) berbunyi:
I : Apakah yang saudara minta dari Gereja
Allah?
C : Kami minta iman.
I : Apakah yang saudara harapkan dari iman?
C : Kami mengharapkan kehidupan kekal.
Sebenarnya “harapan” adalah salah satu
keutamaan iman di samping iman dan kasih. Dan ini harus menjadi penghayatan kongkret beriman dalam hidup
sehari-hari.
2.
Yang paling besar
adalah kasih
Dari ketiga keutamaan Kristiani (iman, kasih dan harapan), Santo Paulus
mengatakan bahwa yang paling utama adalah kasih (bdk 1Kor 12:31-13:1st).
Berkaitan dengan kehidupan kekal kasih atau cinta memang menjadi kunci orang
mendapatkan kebahagiaan atau penderitaan. Kalau kehidupan kekal dikaitkan
dengan perilaku selama hidup di dunia KGK 1022 mengatakan:
Pada saat kematian
setiap manusia menerima ganjaran abadi dalam jiwanya yang tidak dapat mati. Ini
berlangsung dalam satu pengadilan khusus, yang menghubungkan kehidupannya
dengan Kristus: entah masuk ke dalam kebahagiaan surgawi melalui suatu
penyucian., atau langsung masuk ke
dalam kebahagiaan surgawi ataupun mengutuki diri untuk selama-lamanya.
"Pada malam
kehidupan kita, kita akan diadili sesuai dengan cinta kita" (Yohanes dari Salib, dichos 64).
Itulah yang akan terjadi dalam perngadilan akhir ketika Kristus datang
pada akhir zaman yang dinyatakan dalam KGK 679:
Kristus
adalah Tuhan kehidupan anadi. Sebagai Penebus dunia, Kristus mempunyai hak
penuh untuk mengadili pekerjaan dan hati manusia secara definitif. Ia telah
"mendapatkan" hak ini oleh kematian-Nya di salib. Karena itu, Bapa
"menyerahkan seluruh pengadilan kepada putera-Nya" (Yoh 5:22)`5. Akan
tetapi, Putera tidak datang untuk mengadili, tetapi untuk menyelamatkan dan
untuk memberikan kehidupan yang ada pada-Nya'. Barang siapa menolak rahmat dalam
kehidupan ini, telah mengadili dirinya sendiril: Setiap orang menerima ganjaran
atau menderita kerugian sesuai dengan pekerjaannya; ia malahan dapat mengadili dirinya
sendiri untuk keabadian, kalau ia tidak mau tahu tentang cinta.
3.
Rasa terbuka dan
tertutup
Karena yang jadi pegangan pokok adalah adanya kasih tak tidak, maka
kiranya baik kalau mencoba memahami bagaimana perasaan kalau ada cinta dan
kalau jauh dari cinta.
Ini dia nih kasta tertingi dari perasaan
seseorang di dunia. Nggak ada yang lebih tinggi lagi dari kata C-I-N-T-A. Ketika kamu sudah bertemu cinta, kamu juga
akan bertemu dengan yang namanya pengorbanan. Karena tidak ada cinta yang
benar-benar nyata di dunia ini tanpa pengorbanan. Jangan langsung percaya
ketika seseorang berkata, “Aku cinta padamu” karena kalau dia tidak
menunjukkannya lewat tindakan nyata (sebuah pengorbanan), maka semuanya
sia-sia.
Ketika kamu merasakan cinta, kamu akan
(bahkan wajib) memberikan 100 persen dari yang kamu miliki. Ketika kamu tahu apa yang namanya cinta,
kamu tidak akan menuntut dia memberikan balasan. Mengapa? Alasannya ada
dua. Pertama, karena kamu cinta pada orang itu dan cinta tidak menuntut. Kedua,
karena cinta tidak menuntut, cinta hanya mengharapkan. Kamu akan menunggu,
walau kadang kamu tahu penantianmu bakal sia-sia.
Kamu akan tetap memperhatikannya, walau
kamu tahu dia memperhatikan orang lain. Kamu tetap memandangnya, walau kamu
tahu di bola matanya ada sosok lain yang ia dambakan. Karena cinta berada di
kasta paling tinggi, tidak heran tantangannya juga sangat besar.
Kamu yang mengerti cinta, berarti kamu
juga mengerti ketika seseorang menjadi duniamu. Seakan-akan, dia jadi gravitasi
yang selalu membuatmu jatuh berulang-ulang. Walau ada rasa sakit, tapi kamu
indahkan karena dialah yang menjadi pusat duniamu.
b. Rasa hampa
cinta
Kalau cinta selalu membuat orang terbuka
sambung rasa dengan orang lain, maka kekosongan cinta terjadi karena orang
terlalu tertutup pada kepentingan dan selera diri. Orang lain akan dinilai ada
gunanya untuk diri atau tidak. Dari satu sisi keadaan demikian membuat orang
merasakan kesepian yang sebenarnya. Orang lain yang tak berguna dapat dipandang
sebagai saingan bahkan musuh.
4.
Membangun dan mengembangkan
cinta
Karena kehidupan kekal adalah dunia rasa cinta, maka dalam kehidupan
fana ini sebenarnya harus terisi dengan latihan mencinta baik cinta pada Allah
maupun cinta pada sesama. Untuk hal ini barangkali apa yang dipaparkan dalam http://www.idntimes.com/azka dapat menjadi
butir-butir refleksi apakah kita sudah sampai pada cinta atau belum. Yang
menarik adalah kenyataan cinta yang selalu mengandung pengorbanan, sehingga
sungguh benar yang dikatakan oleh Tuhan Yesus “Tidak ada kasih
yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya.” (Yoh 15:13).
1. Tertarik
Rasa tertarik biasanya muncul paling
pertama kali. Perasaan itu biasanya menyelip muncul ketika kamu tidak sengaja
melihat atau menemukan sesuatu. Rasa tertarik ini adalah perasaan yang paling
mendasar sebelum kamu bisa merasa kagum sama seseorang. Kalau kamu nggak
tertarik sama seseorang, kamu nggak mungkin mendekati atau mencari tahu hingga
bisa kagum, bahkan hingga suka, sayang dan cinta sama seseorang.
Waktu kamu tertarik, ada satu hal kecil
dari diri seseorang yang membuatmu ingin mengenal dia lebih jauh lagi. Penulis
percaya, setiap orang memiliki daya tarik yang hanya dianggap menarik oleh
seseorang atau sebagian orang saja. Misalnya nih, mungkin kelebihanmu adalah
orang yang straight to the point. Bagi sebagian orang mungkin hal itu
bukan hal yang menarik dan menyenangkan, tapi mungkin buat seseorang atau
sebagian orang, mereka melihatnya sebagai daya tarikmu.
Rasa tertarik ini mudah sekali untuk
pudar, apalagi bila tidak dibarengi dengan kemauan untuk mengenal orang itu
lebih dalam lagi. Dengan frekuensi pertemuan dan interaksi yang minim, rasa
tertarik itu mungkin akan mengapung di sana. Menjadi sekadar rasa tertarik,
tanpa bisa bertumbuh menjadi rasa kagum.
2. Kagum
Rasa kagum itu bisa muncul kapan saja,
dimana saja, sama siapa saja dan biasanya muncul setelah rasa tertarik muncul.
Rasa kagum nggak terbatas hanya sama lawan jenis, tapi kamu juga bisa kagum
sama temanmu yang sesama jenis. Rasa kagum biasanya muncul setelah kamu
tertarik sama seseorang. Kamu jadi kagum karena orang itu memiliki kelebihan
yang menurutmu menarik.
Contohnya nih, kamu bisa saja kagum sama
cowok yang cakep dan tampan atau cewek berparas cantik dan anggun , kamu bisa
juga kagum sama pemain gitar yang baru kamu lihat di konser, walau kamu nggak
kenal siapa orang itu atau pun bagaimana kebiasaannya sehari-hari setelah kamu
tertarik melihat permainan gitarnya yang lihai. Kamu juga bisa saja kagum
dengan temanmu yang baru selesai presentasi dengan flawless dan berhasil
meyakinkan dirimu serta seisi ruangan bahwa pemikirannya itu super keren.
Biasanya, rasa kagum ini sifatnya
sementara. Ketika kamu menemukan seseorang yang dapat membuatmu berdecak kagum
lebih keras, maka rasa kagummu pada orang yang lama bisa saja hilang. Tapi
ingat lho, guys, rasa kagum itu juga benih dari cinta, yang kalau disirami
secara rutin dan teratur bisa bertumbuh.
Bedanya kagum sama rasa lainnya? Saat kamu
mengagumi seseorang, kamu akan selalu memperhatikan sisi atau kulit luarnya.
Kamu hanya sebatas senang dengan apa yang ia lakukan dan ketika ada sisi buruk
dari dirinya yang kamu temukan, rasa kagummu juga bisa hilang. Ketika seseorang
itu tidak mencapai ekspektasimu, maka ucapkan sampai jumpa dengan orang itu.
3. Suka
Ketika kamu sudah tertarik dan kagum sama
seseorang, lama kelamaan kamu bisa suka sama orang tersebut. Bagaimana bisa?
Tidak ada penjelasan ilmiah di balik pernyataan ini tapi, satu hal yang penulis
pegang pasti. Bila rasa kagum itu terus bertambah setiap waktunya, maka lama
kelamaan secara tidak sadar, rasa suka bisa bertumbuh juga. Mungkin awalnya kamu
kagum karena sifatnya yang super pengertian. Kamu heran karena ternyata di
dunia ini masih ada sosok yang bisa mengerti dirimu yang memang mudah panik.
Setiap hari ada saja yang membuatmu kagum, kamu membuka lapis demi lapis hal
yang menarik tentang dirinya dan secara tidak sadar, kamu suka padanya.
Kamu ingin dia jadi milikmu. Kadang rasa
suka itu sifatnya egois karena secara tidak sadar, kita menuntut orang lain
untuk tetap berlaku seperti yang telah dia lakukan sebelumnya. Melakukan
hal-hal yang membuat kita suka padanya. Kadang di tahap suka ini, kamu merasa
sudah mengenal orang itu sepenuhnya. Tapi pada kenyataannya, masih banyak ‘sisi
lain’ dari orang itu yang belum kamu ketahui. Kenyataannya, banyak orang yang
setelah tahu ‘sisi lain’ tersebut, mereka memutuskan untuk mundur dari medan
pertempuran.
4. Sayang
Rasa sayang ini porsinya lebih besar dari
rasa suka. Kalau di depot-depot, bisa dibilang rasa sayang itu porsi jumbo.
Rasa sukamu sudah terakumulasi dan kini berubah menjadi rasa sayang. Rasa ingin
memiliki, rasa ingin menghabiskan waktu bersama. Kamu bisa dibilang sayang
seseorang saat kamu sadar ingin bertemu dengan dirinya setiap hari karena kamu
senang dan nyaman di sisinya.
Kamu merasa sayang padanya saat kamu
melihat dia dari hatimu, bukan sekadar kulit luarnya saja. Kamu tahu
sifat-sifat jeleknya dan berusaha untuk menemukan solusi untuk dirimu pribadi
dan juga dirinya. Ketika kamu sayang seseorang, kamu bakalan berusaha supaya
kalian berdua bisa bersatu, saling memiliki selamanya. Sebisa mungkin kamu akan
menjadi yang terbaik untuknya dan berharap dia juga akan menjadi yang terbaik
untuk dirimu.
Secara tidak langsung, ada tuntutan walau
kesannya lebih halus dan rapi.
5. Cinta
Ini dia nih kasta tertingi dari perasaan
seseorang di dunia. Nggak ada yang lebih tinggi lagi dari kata C-I-N-T-A.
Ketika kamu sudah bertemu cinta, kamu juga akan bertemu dengan yang namanya
pengorbanan. Karena tidak ada cinta yang benar-benar nyata di dunia ini tanpa
pengorbanan. Jangan langsung percaya ketika seseorang berkata, “Aku cinta
padamu” karena kalau dia tidak menunjukkannya lewat tindakan nyata (sebuah
pengorbanan), maka semuanya sia-sia.
Ketika kamu merasakan cinta, kamu akan
(bahkan wajib) memberikan 100 persen dari yang kamu miliki. Ketika kamu tahu
apa yang namanya cinta, kamu tidak akan menuntut dia memberikan balasan.
Mengapa? Alasannya ada dua. Pertama, karena kamu cinta pada orang itu dan cinta
tidak menuntut. Kedua, karena cinta tidak menuntut, cinta hanya mengharapkan.
Kamu akan menunggu, walau kadang kamu tahu penantianmu bakal sia-sia.
Kamu akan tetap memperhatikannya, walau
kamu tahu dia memperhatikan orang lain. Kamu tetap memandangnya, walau kamu
tahu di bola matanya ada sosok lain yang ia dambakan. Karena cinta berada di
kasta paling tinggi, tidak heran tantangannya juga sangat besar.
Kamu yang mengerti cinta, berarti kamu
juga mengerti ketika seseorang menjadi duniamu. Seakan-akan, dia jadi gravitasi
yang selalu membuatmu jatuh berulang-ulang. Walau ada rasa sakit, tapi kamu
indahkan karena dialah yang menjadi pusat duniamu.
IV.
Jangan Takut
Sebagai
penutup baik kiranya kalau dipahami bahwa rasa cinta atau kasih sebenarnya
adalah rasa satu dengan Allah karena “Allah adalah kasih” (1Yoh 4:8). Orang
yang sungguh beriman akan menghayati hidup jauh dari ketakutan sebagaimana
dikatakan Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria “Jangan takut” (Luk 1:30).
Berkaitan dengan tak takut pada kehidupan kekal di sini disajikan tulisan yang
dikirimkan oleh Pius Nugraha dalam WA De Britto ’68-’71 Plus Senin 1
Agustus 2016
*PINTAR*
saja tidak cukup - - - - tapi harus *CERDAS*
Suatu Hari Seorang musafir lewat di suatu kampung. Ia melihat penduduk kampung lagi berkumpul ramai sekali.
Mereka sepertinya lagi mengadakan musyawarah besar.
Setelah mencari tahu, ternyata penduduk kampung itu lagi membicarakan siapa yang Bersedia mau menjadi ketua kampung.
Ia menjadi heran, kenapa orang-orang ini justru mencari siapa yang mau menjadi pemimpin, karena menurut kebiasaan, orang malah rebutan untuk jadi pemimpin.
Rupanya ada suatu tradisi aneh di kampung itu. Setiap seorang pemimpin Yang Telah selesai menjalankan tugas, ia akan dibuang ke suatu tempat yang sangat berbahaya.
Di padang pasir yang dipenuhi binatang buas dan berbisa.
Setiap orang yang masuk ke sana mustahil bisa keluar lagi dengan selamat.
Setelah berpikir sejenak ia menawarkan diri untuk jadi pemimpin di kampung itu.
Tentu saja penduduk kampung menjadi heran sekaligus senang. Dengan penuh yakin ia menanda tangani perjanjian untuk menjadi pemimpin dan siap dibuang setelah 10 tahun menjalankan tugas.
*Namun musafir ini ternyata seorang yang sangat cerdas.*
Pantas sekali ia berani menawarkan diri jadi pemimpin negeri itu.
*Di tahun pertama dan kedua* _ia mengumpulkan dana yang sangat besar._
*Pada tahun ketiga* _ia menugaskan orang untuk membuat jalan ke padang pasir tempat yang akan dijadikan tempat pembuangannya._
*Tahun keempat* _ia membersihkan tempat itu dari binatang buas dan berbisa._
*Tahun kelima* _ia memerintahkan orang untuk mengalirkan air dan menanaminya dengan berbagai macam tumbuh-tumbuhan._
*Tahun keenam sampai kedelapan* _ia menyulap daerah itu menjadi kota yang sangat megah dan membuat istana yang indah untuk tempat ia ketika dibuang nanti._
*Akhirnya pada tahun kesembilan* _ia justru merindukan jabatannya segera berakhir, karena ia tidak sabaran lagi untuk menempati rumah masa depannya._
*Itulah gambaran dunia dan surga bagi orang yang sadar.*
Ada orang yang merasa cemas akan kematian karena ia membiarkan rumah masa depannya dipenuhi binatang buas dan berbisa. Rumahnya hancur berantakan, bahkan dipenuhi api.
_Tapi bila kita persiapkan dengan kehidupan yg berkenan pada Tuhan... justru akan membuat kerinduan untuk segera menuju ke sana._
Ia malah merasa asing dan tidak betah di dunia yang fana ini, karena berharap segera menempati rumah nan indah di seberang sana.
*Orang yang cerdas adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan yang tiada berakhir.*
_Dan orang yang teramat bodoh adalah orang yang mengorbankan kehidupan yang abadi demi kesenangan di dunia yang hanya sekejap._
🍿 *Jadilah orang yang cerdas!*
_Manfaatkan *hari ini* untuk menyiapkan sesuatu yang lebih baik buat di sana_...
Suatu Hari Seorang musafir lewat di suatu kampung. Ia melihat penduduk kampung lagi berkumpul ramai sekali.
Mereka sepertinya lagi mengadakan musyawarah besar.
Setelah mencari tahu, ternyata penduduk kampung itu lagi membicarakan siapa yang Bersedia mau menjadi ketua kampung.
Ia menjadi heran, kenapa orang-orang ini justru mencari siapa yang mau menjadi pemimpin, karena menurut kebiasaan, orang malah rebutan untuk jadi pemimpin.
Rupanya ada suatu tradisi aneh di kampung itu. Setiap seorang pemimpin Yang Telah selesai menjalankan tugas, ia akan dibuang ke suatu tempat yang sangat berbahaya.
Di padang pasir yang dipenuhi binatang buas dan berbisa.
Setiap orang yang masuk ke sana mustahil bisa keluar lagi dengan selamat.
Setelah berpikir sejenak ia menawarkan diri untuk jadi pemimpin di kampung itu.
Tentu saja penduduk kampung menjadi heran sekaligus senang. Dengan penuh yakin ia menanda tangani perjanjian untuk menjadi pemimpin dan siap dibuang setelah 10 tahun menjalankan tugas.
*Namun musafir ini ternyata seorang yang sangat cerdas.*
Pantas sekali ia berani menawarkan diri jadi pemimpin negeri itu.
*Di tahun pertama dan kedua* _ia mengumpulkan dana yang sangat besar._
*Pada tahun ketiga* _ia menugaskan orang untuk membuat jalan ke padang pasir tempat yang akan dijadikan tempat pembuangannya._
*Tahun keempat* _ia membersihkan tempat itu dari binatang buas dan berbisa._
*Tahun kelima* _ia memerintahkan orang untuk mengalirkan air dan menanaminya dengan berbagai macam tumbuh-tumbuhan._
*Tahun keenam sampai kedelapan* _ia menyulap daerah itu menjadi kota yang sangat megah dan membuat istana yang indah untuk tempat ia ketika dibuang nanti._
*Akhirnya pada tahun kesembilan* _ia justru merindukan jabatannya segera berakhir, karena ia tidak sabaran lagi untuk menempati rumah masa depannya._
*Itulah gambaran dunia dan surga bagi orang yang sadar.*
Ada orang yang merasa cemas akan kematian karena ia membiarkan rumah masa depannya dipenuhi binatang buas dan berbisa. Rumahnya hancur berantakan, bahkan dipenuhi api.
_Tapi bila kita persiapkan dengan kehidupan yg berkenan pada Tuhan... justru akan membuat kerinduan untuk segera menuju ke sana._
Ia malah merasa asing dan tidak betah di dunia yang fana ini, karena berharap segera menempati rumah nan indah di seberang sana.
*Orang yang cerdas adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan yang tiada berakhir.*
_Dan orang yang teramat bodoh adalah orang yang mengorbankan kehidupan yang abadi demi kesenangan di dunia yang hanya sekejap._
🍿 *Jadilah orang yang cerdas!*
_Manfaatkan *hari ini* untuk menyiapkan sesuatu yang lebih baik buat di sana_...
D Bambang Sutrisno,
Pr.
0 comments:
Post a Comment