Rabu, 24 Agustus 2016
Pesta St.
Bartolomeus Rasul
warna liturgi
Merah
Bacaan
Why. 21:9b-14;
Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Yoh. 1:45-51. BcO Kis. 5:12-32 atau 1Kor.
1:17-2:5 atau 1Kor. 4:1-16
Yohanes
1:45-51:
45 Filipus
bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia,
yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak
Yusuf dari Nazaret." 46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu
yang baik datang dari Nazaret?" 47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan
lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang
dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di
dalamnya!" 48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal
aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku
telah melihat engkau di bawah pohon ara." 49 Kata Natanael kepada-Nya:
"Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" 50 Yesus
menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di
bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih
besar dari pada itu." 51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat
Allah turun naik kepada Anak Manusia."
Renungan:
Rasa heran
menghantar kita pada kagum dan percaya. Natanael heran karena Yesus sudah tahu
kala ia dan Filipus berada di bawah pohon ara. Ia pun kagum kepada Yesus dan
percaya kepadaNya. Yesus pun menjanjikan kepadanya bahwa ia akan melihat
hal-hal yang lebih besar lagi.
Saat ketemu
dengan orang-orang yang suka meneliti kebanyakan dari mereka pun berangkat dari
heran akan sesuatu. Kadang-kadang kita yang bukan peneliti pun heran kenapa dia
heran dengan sesuatu yang tampaknya biasa. Misalnya soal air hujan. Peneliti
akan heran dengan keberadaan air hujan. Ia akan mencari banyak data darinya dan
mengumpulkan aneka referensi untuk mendukung penelitiannya. Bagi orang pada
umumnya hujan ya hujan. Kalau hujannya terlalu besar bisa menakutkan dan
menimbulkan banjir.
Namun demikian
setiap orang pasti akan mempunyai rasa heran akan sesuatu. Kalau kita lanjutkan
maka kita pun akan menjadi kagum dan percaya. Maka kiranya kita tidak perlu
merasa udik kalau heran dengan sesuatu. Rasa heran kita bisa menghantar dan
menguatkan iman kita. Natanael pun menjadi beriman kepada Yesus.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Ikuti kisah dalam Injil Yoh. 1:45-51. Bandingkan dengan pengalaman
imanmu.
Refleksi:
Bagaimana
mengelola rasa heranmu?
Doa:
Tuhan banyak
karyaMu yang membuatku terheran-heran. Semoga aku tidak berhenti hanya pada
rasa heran tapi terus membawanya pada peneguhan imanku kepadaMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menemukan rasa heranku dan mengelolanya dengan baik. -nasp-
0 comments:
Post a Comment