Jumat, 12 Agustus 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Yeh.
16:1-15,60,63 atau Yeh. 16:59-63; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Mat. 19:3-12. BcO
Za. 12:9-13:9
Matius
19:3-12:
3 Maka datanglah
orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah
diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" 4 Jawab
Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula
menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? 5 Dan firman-Nya: Sebab itu
laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 6 Demikianlah mereka bukan lagi dua,
melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia." 7 Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah
sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan
isterinya?" 8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa
mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. 9
Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena
zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." 10 Murid-murid
itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan
isteri, lebih baik jangan kawin." 11 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang
dikaruniai saja. 12 Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir
demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang
lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri
oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia
mengerti."
Renungan:
Sesuatu yang
biasa terdengar seringkali malah tidak didengarkan lagi. Seorang anak yang
selalu mendapat larangan yang sama akan menganggap angin lalu ketika larangan
itu disampaikan lagi. Ia sudah merasa terlalu biasa mendengarkannya.
Bacaan hari ini
seringkali kita dengarkan kala kita menghadiri pemberkatan pernikahan. Saya
khawatir kita pun lalu menganggap angin lalu pesan Yesus dalam bacaan ini.
Semoga tidak demikian. Kita bisa mengubah sikap yaitu bahwa kalau pesan
disampaikan berkali-kali berarti pesan tersebut penting.
Kesatuan keluarga
adalah hal yang penting yang diangkat Yesus. Tentu untuk menjaga hal tersebut
tidak cukup dengan usaha manusia, kita butuh bantuan Tuhan. Menarik yang
dikatakan Cathy Sharon yang sedang dilanda masalah keluarga. Ia mengatakan
bahwa doa adalah kekuatan hidupnya dan dengan doa ia percaya suaminya akan
kembali kepadanya.
Tuhan akan
membantu mereka yang bermohon kepadaNya. Dan Tuhan pun akan mengulang-ulang
pesan pentingNya. Kita buka hati kita untuk menangkap pesan penting tersebut.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu.
Hadirkan keluargamu. Mohonlah Tuhan menjaga keutuhan keluargamu.
Refleksi:
Di mana Tuhan
bagi keutuhan keluargamu?
0 comments:
Post a Comment