Pada Senin 29 Agustus 2016 Rm. Bambang membuka WhatsApp (WA) karena ada tanda bintang merah yang menunjukkan ada pesan masuk. Dia agak terkejut karena dari beberapa grup muncul grup baru Relawan DOMUS PACIS. Ketika grup baru ini dibuka ada pesan dari Bu Ninik Naryo pada jam 09.49 yang berbuyi "Sugeng rawuh mo Bambang.... Ning aku mlh bingung krn stlh tak save no hp mo Bambang ada limaaaaaa... ky balonku ya....wkwkwk.." (Selamat datang Rm. Bambang.... Tetapi saya malah bingung karena setelah ku save no hp Rm. Bambang ada limaaaaa... seperti lagu 'balonku' ya....wkwkwk). Membaca pesan ini Rm. Bambang heran dan yakin ada yang memasukkan tanpa bilang. Rm. Bambang menebak bahwa Bu Mumunlah yang memasukkan. Hal ini didasarkan pada anggota admin dari grup ini: Bu Mumun dan suami-istri Mas Handoko-Mbak Sri. Sedang yang sudah tahu no WA Rm. Bambang adalah Bu Mumun.
Domus Pacis adalah rumah bagi para rama praja Keuskupan Agung Semarang yang sudah tua atau tak punya dinas resmi karena kondisi fisik. Tampaknya dulu banyak rama tua atau yang sudah pensiun memandang rumah ini sebagai tempat yang tidak diminati dan kalau tidak terlalu terpaksa tak akan tinggal di situ. Memang, ketika masih hanya menjadi urusan para pengurus yang dapat SK Keuskupan dengan tenaga bayaran, suasana rumah dan kehidupan penghuninya amat memprihatinkan. Tetapi mulai dengan Agustus 2012 suasana mulai berubah ketika ada beberapa awam membantu secara sukarela. Bahkan dalam perkembangannya beberapa awam menjadi penggerak-penggerak khusus munculnya banyak awam ikut ambil bagian membantu hidup dan acara para rama Domus Pacis. Kini ada tiga hal pokok yang menjadi kegiatan para relawan: penyediaan masakan konsumsi 3 kali sehari, Novena Ekaristi Seminar Minggu Pertama 9 kali dalam setahun, dan perayaan ulang tahun tahbisan para rama penghuni 4 kali dalam setahun. Selain yang pokok ada beberapa hal aksidental lain seperti menyopiri mobil dan kebutuhan Domus lain (misalnya urusan listrik dan pembelian fasilitas tertentu).
0 comments:
Post a Comment