Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, December 10, 2013

AJA LALI UDUTE


Tadi malam, Senin 9 Desember 2013, ketika sedang makan Rama Bambang dan Rama Yadi berbicara tentang kondisi Rama Tri Wahyono. Rama Harto hanya mendengarkan. Pada saat makan sudah mulai, Rama Tri memang belum muncul. "Rama Tri sare napa?" (Apakah Rama Tri tidur?) tanya Rama Bambang kepada Mbak Tari yang sedang menyuapi Rama Harto. Mbak tari menjawab "Kala wau tesih kemulan" (Tadi masih berselimut). Tiba-tiba Rama Tri masuk dan menuju kursi dan siap makan. "Aja lali udute" (Jangan lupa rokoknya) kata Rama Bambang yang disambung oleh Rama Yadi "Iya, ngrokok ki penting" (Iya, merokok itu penting). Rama Tri tersenyum dan menjawab "Engko bar ngombe obat nek rampung mangan" (Nanti sesudah minum obat seusai makan). Tiba-tiba Mbak Tari berdiri dan berjalan keluar. "Ajeng teng pundi, Mbak?" (Mau kemana, Mbak?) tanya Rama Bambang yang dijawab "Ajeng mendhet obate Rama Tri" (Akan mengambil obat milik Rama Tri). Rama Bambang, yang menyadari bahwa tempat persiapan obat Rama Tri masih kosong, menambahkan kata-kata "Sisan pendhetke rokoke Rama Tri" (Rokok Rama Tri sekalian diambil). "Nggih" (Ya) jawab Mbak Tari. Tetapi Rama Tri berkata "Rokoke wis taksak" (Rokok sudah ada dalam sakuku). Rama Yadi dan Rama Bambang tertawa.

Setiap kali menyinggung rokok berkaitan dengan Rama Tri, para rama Domus memang biasa tertawa geli. Sebenarnya dokter sudah melarang Rama Tri merokok. Namun beliau setiap hari masih menghabiskan lebih dari sebungkus rokok kretek Dji Sam Soe setiap hari. Beliau perokok berat dan tak dapat lepas dari kebiasaan ini disamping minum kopi yang sebenarnya juga jadi larangan untuk kesehatannya. Ketika dokter Suharnadi di Panti Rapih bertanya kepada Rama Bambang "Rama Tri pripun?" (Bagaimana Rama Tri), Rama Bambang menjawab "Pokoke menjaga kebiasaan ngrokok kalih ngopi. Kanca-kanca kepeksa membiarkan merga pun mboten isa nandangi kegiatan-kegiatan. Mula kula sakanca nggih mentolerir, tinimbang stres" (Yang pokok menjaga kebiasaan merokok dan minum kopi. Kami serumah membiarkannya karena beliau sudah tak dapat mengerjakan banyak aktivitas. Lebih baik ditolerir daripada membuatnya stres). Dokter dan para perawat juga tertawa. Rama Tri dulu adalah seorang pelukis dan pemahat. Tetapi kini tangannya sudah lemah akibat stroke dua kali. Karena menderita penyakit gula yang cukup berat, kini penglihatannya juga makin lemah. Ketika baru pulang dari opname di RS Panti Rapih pada Sabtu 7 Desember 2013, Rama Tri membuat orang serumah yang melihat hanya geleng-geleng kepala. Mengapa? Karena, begitu masuk Domus Pacis begituitu pula bibirnya menghisap rokok Dji Sam Soe.

0 comments:

Post a Comment