Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, December 3, 2013

DISORIENTASI SPIRITUAL (Sajian 3)


Kolom "Pastoral Ketuaan" akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa. 

Berkecil Hati

Kalau anda menganggap kelemahan anda sebagai suatu kehilangan muka, anda akan bergantung pada doa anda hanya dalam kebutuhan yang ekstrim dan menganggap doa sebagai pengakuan terpaksa akan ketidak-berdayaan anda. Namun jikalau anda melihat kelemahan anda sebagai sesuatu yang membuat anda pantas dicintai, dan jika anda selalu siap dikejutkan akan kuasa yang diberikan pihak lain kepada anda, anda akan menemukan lewat doa bahwa hidup berarti hidup bersama.

Doa yang membuat anda hilang harapan hampir-hampir tidak dapat disebut sebagai doa. Anda akan kecil hati kalau anda menganggap bahwa anda harus mampu melakukan segalanya sendirian, bahwa pemberian apapun kepada anda dari orang lain adalah bukti akan inferioritas anda dan anda hanya menjadi orang yang lengkap jikalau anda tidak lagi membutuhkan apapun dari orang lain.

Namun dengan pola pikir seperti ini anda menjadi jemu dan lelah atas upaya-upaya anda untuk membuktikan bahwa anda dapat melakukan semuanya sendirian, dan setiap kegagalan menjadi alasan rasa malu. Anda kehilangan kegairahan dan pahit. Anda berkonklusi bahwa orang lain menjadi musuh dan pesaing yang telah mengalahkan anda. Lalu anda menghukum diri ke dalam kesepian karena anda menganggap setiap tangan yang menjangkau anda adalah ancaman atas harga diri anda.

Ketika Allah bertanya kepada Adam, "Di manakah engkau?" Adam menjawab, "Aku bersembunyi" (Kejadian 3:9-10). Ia mengakui kondisinya yang sebenarnya. Pengakuan ini membuka dirinya kepada Allah. Ketika kita berdoa, kita keluar dari persembunyian kita dan tidak hanya melihat ketelanjangan kita sendiri tetapi juga melihat bahwa tidak ada musuh yang menyebabkan kita berlindung, hanya sebagai Teman yang tidak punya keinginan lain daripada memberi kita jubah yang baru. Tentulah berdoa memerlukan beberapa persyaratan. Doa membutuhkan pengakuan rendah hati atas kondisi kita sebagai manusia yang patah. Meski begitu, doa tidak membawa kita kepada rasa malu diri, rasa bersalah, atau keputus-asaan, sebaliknya membawa kita kepada penemuan yang penuh sukacita bahwa kita hanya seorang manusia dan bahwa Allah benar-benar adalah Allah.
dari With Open Hands

0 comments:

Post a Comment