Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, December 9, 2013

GARAP SIKAP


Kini tentang Yahya lagi. Dia seorang anak kecil yang hampir 7 tahun dari pasangan Heru-Tari yang bekerja di Domus Pacis. Anak ini sungguh cerdas sehingga dapat cepat menangkap baik kata maupun tindakan orang-orang sekelilingnya. Dia biasa berbicara dalam bahasa Indonesia. Berbahasa Jawa juga cekatan tetapi sesuai dengan pengajak bicara. Kalau yang mengajak omong memakai bahasa Jawa kasar (ngoko), Yahya juga berbahasa Jawa ngoko. Kalau yang mengajak bicara memakai bahasa Jawa halus (krama), dia pun berbahasa Jawa krama. Anak ini dapat bergaul dengan enak dengan siapa saja termasuk dengan orang-orang yang baru saja dikenal atau ditemui. Dia akan berbicara apa saja dengan riang gembira. Tetapi dia juga dapat tahu batas sesuai yang diberitahukan oleh ibunya. Dia tidak akan masuk kamar makan selama para rama sedang makan, sehingga dia hanya akan mengintip lewat jendela untuk melambaikan tangan kepada rama. Dia akan masuk kamar rama dengan mencopot sandal lebih dahulu sebagaimana dilakukan oleh para karyawan. Dia juga bilang kepada Rama Bambang "Rama, sekarang kalau buang sampah sembarangan, tidak di tempat sampah, akan didenda". Kebetulan Rama Bambang tahu bahwa ini berasal dari kata-kata Rama Agoeng ketika Yahya membuah kertas begitu saja di lantai "Heeee ..... Nek ngguwang sampah sembarangan, ora neng tempat sampah, didendha dhuwit" (Heeee .... Kalau buwang sampah sembarangan, tidak di tempat sampah, akan didenda uang). Rama Agoeng pernah berceritera peristiwa ini di kamar makan. Ketika Yahya mengatakan ini kepada Rama Bambang, wajahnya jadi lucu dan mulutnya berbunyi "Ooooo", karena Rama Bambang menjawab "Lho, sing ngatur Rama Agoeng ki aku" (Lho, aturan itu berasal dari aku). Rama Agoeng tertawa ketika Rama Bambang menceriterakan penipuan ini.

"Wah, sakniki awake dhewe kudu ngati-ngati bertindak dan berbicara" (Wah, kini kita harus berhati-hati dalam bertindak dan berbicara) kata Rama Bambang kepada Rama Yadi dan Rama Harto waktu makan malam, Senin 9 Desember 2013. Rama Yadi bertanya "Pripun, ta?" (Apa sebabnya?). "Lha sakniki onten cah cilik, Yahya. Dheweke gampang niru. Karo ibune isa njangkar lan mbengok merga niru rama-rama sing le nimbali kaya ngoten" (Kini ada anak kecil, Yahya. Dia mudah meniru. Terhadap ibunya dapat memanggil hanya menyebut nama dengan berseru dan dengan nada keras karena meniru rama-rama yang demikian). Beberapa hari Yahya memang kerap berceloteh dengan seruan-seruan memanggil ibunya "Riiiii ......! Tariiiii ......!" Tetapi ketika hal ini diinformasikan ke rama-rama dan rama-rama yang biasa demikian merubah dengan kata-kata "Mbak Tariiiiii ....", maka Yahya pun juga memanggil ibunya "Mbak Tariiiii ...." Kebetulan Rama Bambang mempunyai pengalaman yang baru saja terjadi dalam Misa sebelum makan malam itu. Dalam Misa itu Rama Bambang membawa kamera. Ketika mengambil gambar, maka terlihatlah Yahya membuat jari-jari kedua tangannya seperti teropong dan didekatkan di kedua matanya. "Wela, gerakanku ditiru" (Wah, dia menirukan gerakanku) Rama Bambang berpikir dan teringat apa saja yang dilakukan dan dicelotehkan Yahya bila Rama Bambang sedang memimpin misa. Dan ini diceriterakan kepada Rama Yadi. Rama Bambang juga bilang "Sadhar apa-apa isa ditiru Yahya, kula njur lungguh tegak lan tangan kula sedhakep. Kanyata Yahya ugi niru. Kula dadi mikir. Wah, saiki nek ana Yahya kudu ngati-ati. Kula kudu berjuang ora keturon. Kudu nuladani piye ndherek misa sing apik" (Sadar bahwa apa pun ditiru oleh Yahya, saya kemudian duduk dengan tegak dan tangan terlipat di dada. Ternyata ini juga ditiru. Saya kemudian berpikir. Sekarang kalau ada Yahya harus hati-hati. Saya harus berjuang agar tidak ketiduran. Saya harus menghadirkan keteladanan bagaimana ikut Misa secara baik).

0 comments:

Post a Comment