Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, December 21, 2013

KETIKA RAMA YADI DI DESA


Pagi itu, Sabtu 21 Desember 2013,tdalam makan pagi Rama Bambang melihat dos berisi penuh makanan. "Wah, niki saking misa wau dalu nggih?" (Wah, ini dari misa tadi malam ya?) tanyanya kepada Rama Yadi. "Inggih" (Ya) jawab Rama Yadi yang masih meneruskan "Mboten mung niku. Nika tesih enten beras, endhog, gula, teh, lan werna-werna akeh banget" (Tak hanya itu. Masih ada beras, telur, gula, teh, dan lain-lain yang banyak sekali). Rama Bambang menyergap dengan pertanyaan "Yen ngaten wau dalu ngangge mobil, nggih? Nek ngangge motor rak mboten saget mbekta barang akehe semanten" (Kalau begitu tadi malam memakai mobil, ya? Kalau naik motor kan tak akan dapat membawa barang sekian banyaknya). Rama Yadi menjawab dengan sabarnya "Kula dipethuk lan baline diterke wong akeh brayate sing duwe gawe" (Saya dijemput dan ketika pulang diantar banyak orang dari keluarga yang punya hajat). "Teng pundi, ta? Misa sokuran napa?" (Kemana, ta? Apa Misa Syukur?) tanya Rama Bambang. "Teng Ngepos. Misa arwah nggene Susana" (Di Ngepos. Misa arwah tempat keluarga Susana). Mendengar kata Ngepos, Rama Bambang segera membayangkan daerah Srumbung Utara, Kabupaten Magelang. Itu adalah lereng Gunung Merapi tempat pemantauan lahar. Ibu Susana adalah salah satu tokoh umat Katolik di situ. Maka layaklah kalau dapat mengundang dan antar-jemput rama dari jauh. "Nggih ngaten niku kebiasaan ndesa" (Ya seperti itulah kebiasaan desa) kata Rama Yadi menjelaskan tentang kebiasaan banyaknya pemberian terhadap rama yang memimpin misa untuk ujub khusus. "Ning niki kakehan banget. Mesthi kudu didum-dum" (Tetapi ini banyak sekali. Pasti harus dibagi-bagikan) kata Rama Bambang. Rama Yadi mengiyakan dan berkata kepada Mbak Tari yang sedang menyuapi Rama Harto "Mangke kanca-kanca karyawan didumi" (Nanti teman-teman karyawan biarkan mendapatkan) yang disambung oleh Rama Bambang "Bu Titik dan Bu Tika nggih diaturi" (Bu Titik dan Bu Tika juga diberi). Kedua ibu ini tinggal di depan Domus Pacis dan biasa memberi perhatian kepada para rama.

1 comments:

Unknown said...

Berkah saking Gusti, Maluber luber nggih Mo..

Post a Comment