Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, December 20, 2013

RAMA TRI KINI



Rama-rama yang biasa makan bersama (Rama Yadi, Rama Agoeng, Rama Harto, dan Rama Bambang) makin yakin akan kondisi Rama Tri Wahyono saat ini. "Ning saget mlampah piyambak mrika-mriki, nggih?" (Tetapi beliau dapat berjalan sendiri ke sana-sini, ya?) kata Rama Agoeng berbisik kepada Rama Bambang yang menjawab juga dengan berbisik "Ning nggih mung teng papan-papan sing pun biasa" (Tetapi ya hanya di tempat-tempat yang sudah biasa). "Lawuhe apa?" (Apa lauknya) kata Rama Tri kepada Mbak Tari yang melayani. Mbak Tari kemudian menyebutkan beberapa lauk dan Rama Tri mengatakan yang dipilih. Mbak Tari kemudian memecah-mecah telur dengan sendok menjadi potongan kecil-kecil. "Endhoge dicuwil cilik-cilik ndhak mencolot. Mbak Tari, niku tangane dicekelke sendhoke" (Telornya dipotong kecil-kecil agar tidak melompat ketika disendok. Mbak Tari, itu tangannya diarahkan dalam memegang sendok) kata Rama Yadi. Sebenarnya Mbak Tari sendang menyuapi Rama Harto yang  tangannya bergetar terus karena tremornya. Tetapi melihat kondisi Rama Tri, Mbak Tari mempercepat suapan ke Rama Harto, karena sebetulnya dengan pelan-pelan Rama Harto masih dapat menyelesaikan makanan yang lain selain makan nasinya. Mbak Tari segera menyuapi Rama Tri, sebab beliau ternyata kesulitan untuk mensendok makanan dalam piring.

Peristiwa itu terjadi kemarin, Jumat 20 Desember 2013, ketika makan pagi. Rama Tri sebenarnya sudah tidak dapat melihat lagi dengan matanya. Bahwa beliau dapat masuk keluar kamar, kamar makan, ke kebun, hal ini karena kepekaannya berdasarkan kebiasaan yang dialami sebelumnya. "Kula tak nelpon sedhereke memberi informasi, nggih?" (Saya menelpon keluarganya untuk memberi informasi, ya?) kata Rama Agoeng masih dalam nada berbisik kepada Rama Bambang yang mengangguk menyetujui. Dan Rama Agoeng keluar dari kamar makan, dan ketika masuk kembali mengatakan "Pun kula kandhani" (Sudah saya beri tahu). Ketika Rama Bambang pada malam harinya ikut pertemuan adven IV di Lingkungan Puren, dia menceriterakan kondisi Rama Tri sekarang. Bu Titi, tetangga Domus Pacis yang kerap mengunjungi rama-rama, berkata: "Jarene Rama Tri ki ya ora pareng udut. Dhahare kudune ya dijaga. Ning nek diaturi pirsa terus ngendika 'Diit lan ora udut suk ya mati'" (Katanya Rama Tri itu tidak boleh merokok. Makan pun harus dijaga. Tetapi kalau diberi tahu beliau menjawab 'Diit dan tidak merokok akhirnya ya mati juga'). Rama Tri memang mengalami dua kali stroke dan menderita penyakit gula darah.

3 comments:

Domus Pacis Puren said...

Ternyata banyaak yang kasih komentar

Domus Pacis Puren said...

Tapi banyak komentar memang lewaat FB

Unknown said...

sipp.. disini juga bisa kok Mo, Berkah Dalem

Post a Comment