Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, December 22, 2013

MENGINTEGRASIKAN DIRI (Sajian 7)


Kolom "Pastoral Ketuaan" akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa. 

Gerakan-gerakan

Jikalau Allah ditemukan dalam masa-masa sulit kita, maka segala kehidupan, tak peduli betapapun wujudnya tidak signifikan atau sulit, dapat membuka diri kita kepada karya Allah di antara kita. Bersyukur tidak berarti menekan kepedihan-kepedihan yang kita ingat. Namun ketika kita datang kepada Allah dengan kepedihan-kepedihan kita - secara jujur, tidak asal-asalan - sesuatu perubahan hidup dapat mulai terjadi pelan-pelan. Kita menemukan betapa Allah adalah Dia yang mengundang saya kepada penyembuhan. Kita sadar bahwa tarian apapun untuk merayakannya harus merajut baik kedukaan dan berkat ke dalam langkah penuh sukacita. ... Misteri tarian itu adalah gerakan-gerakannya ditemukan dalam kedukaan. Menyembuhkan berarti mempersilahkan Roh Kudus mengundangku untuk menari, kembali percaya, bahkan di tengah kesakitanku, bahwa Allah akan mengatur dan membimbing hidupku.

Akan tetapi, kita cenderung untuk membagi masa lalu kita ke dalam hal-hal baik untuk diingat dengan bersyukur, dan hal-hal menyakitkan untuk diterima ataupun dilupakan. Cara berpikir seperti ini, yang pada tatapan pertama sepertinya cukup alami, menghindarkan seluruh masa lalu kita guna menjadi sumber dari mana kita menghidupi masa depan kita. Hal itu mengunci kita untuk berfokus pada keberhasilan atau kenyamanan di mana diri kita terlibat. Hal itu menjadi cara untuk mengkategorisasikan dan, bisa jadi, mengontrol. Pandangan ke depan semacam itu menjadi suatu upaya lain untuk menghindarkan kita berhadapan dengan penderitaan. Sekali kita menerima pembagian ini, kita mengembangkan suatu mentalitas di dalam mana kita berharap untuk mengumpulkan lebih banyak ingatan baik ketimbang ingatan jelek, lebih banyak hal untuk bergembira ketimbang hal-hal yang kita benci, lebih banyak hal-hal untuk dirayakan ketimbang hal-hal untuk dikeluhkan.
dari Turn My Mourning into Dancing

1 comments:

Unknown said...

trims utk artikel lanjutannya, Berkah Dalem

Post a Comment