Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, December 12, 2013

DISORIENTASI SPIRITUAL (Sajian 12)


Kolom "Pastoral Ketuaan" akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa. 

Ilusi dan Realitas

Hambatan paling besar bagi kita untuk masuk ke dalam dimensi kehidupan yang mendalam, di mana doa kita berlangsung, adalah ilusi kebakaan kita yang merasuk ke mana-mana. Pada awal mula sepertinya tidak mungkin atau seperti tidak benar bahwa kita mempunyai ilusi semacam itu, karena di banyak tingkatan kita cukup sadar akan kematian kita. ... Meski kita selalu saling mengatakan dan mengatakannya kepada diri sendiri bahwa kita tak akan hidup selamanya dan bahwa kita akan mati tidak lama lagi, kesibukan, pikiran dan perhatian kita sehari-hari selalu menunjukkan betapa sulitnya untuk menerima sepenuhnya realitas pernyataan-pernyataan kita sendiri.
Peristiwa-peristiwa kecil yang sepertinya tak berarti selalu memberi tahu kita betapa mudahnya kita mengabadikan diri dan dunia kita. Hanya suatu kata yang keras membuat kita sedih dan kesepian. Hanya suatu sikap penolakan menjerumuskan kita untuk berkeluh pada diri sendiri. Hanya suatu kegagalan yang substansial atas pekerjaan kita akan membawa kita kepada depresi yang merusak diri. Meski kita telah belajar dari orangtua, guru-guru, sahabat-sahabat, dan banyak buku-buku, yang suci maupun yang profan, bahwa kita lebih berharga daripada apa yang dibuat dunia bagi kita, kita selalu memberikan nilai kebakaan pada benda-benda yang kita miliki, orang-orang yang kita kenal, rencana-rencana yang kita punya, dan kesuksesan yang kita "kumpulkan". Betul, hanya suatu gangguan kecil saja dapat menelanjangi ilusi kebakaan kita dan menyatakan betapa kita telah menjadi korban dari dunia di sekeliling kita yang mengingatkan bahwa kitalah yang "memegang kemudi". Bukankah banyak perasaan-perasaan kesedihan, berat hati, dan bahkan keputusan-asaan yang gelap seringkali terhubung erat dengan keseriusan yang berlebihan dengan apa kita telah menyelimuti orang-orang yang kita kenal, ide-ide yang menonjolkan kita, dan peristiwa-peristiwa di mana kita terlibat di dalamnya? Kurangnya jarak, yang menihilkan humor dalam kehidupan, dapat menciptakan suatu depresi yang menyesakkan, yang menghalangi kita menegakkan kepala kita di atas cakrawala keberadaan kita sendiri yang terbatas.
dari Reaching Out

0 comments:

Post a Comment