Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, December 6, 2013

HASIL PELAJARAN PERTAMA


Kemarin pagi, Kamis 5 Desember 2013, bersamaan dengan saat makan Rama Bambang menyerahkan amplop berisi uang kepada Rama Agoeng di depan Rama Yadi, Rama Harto, dan Mbak Tari yang menyuapi Rama Harto. "Niki payon terakhir lho. Wingi sisa 381 lele pun payu kabeh" (Ini uang penjualan terakhir, lho. Kemarin sisa 381 ekor lele sudah laku semua) kata Rama Bambang. Setelah dihitung, Rama Agoeng bilang "Arta pengeluaran pun wangsul ning dereng saget gadhah bathi" (Uang pengeluaran sudah kembali. Tetapi belum ada keuntungan) Rama Agoeng memberi informasi yang disambung oleh Rama Bambang "Ning awake dhewe pun isa sinau" (Tetapi kita sudah dapat belajar). "Leres, lan pun apik banget le ajar, merga ora thekor" (Benar, dan sudah belajar dengan amat baik, karena ada uang modal kembali) kata Rama Agoeng.

Pada hari Rabu 4 Desember 2013 pada waktu para rama Domus Pacis sedang makan siang memang ada tiga orang dengan membawa mobil bak terbuka. Ketika mereka dipanggil ke kamar makan ternyata mereka akan memborong ikan lele yang ada di Domus Pacis. Sejenak Rama Bambang berpikir karena sudah ada orang lain yang akan mengambil semua lele Domus Pacis. Itu adalah pedagang lele. Sebenarnya dia sudah berjanji bahwa hari Jumat lalu 29 November 2013 akan mengambil, kemudian mundur ke hari Selasa tangga 3 Desember, dan akhirnya bersedia mengambil pada Sabtu tanggal 7. Setelah berpikir tentang transaksi dengan si bakul lele itu, Rama Bambang kemudian berkata pada yang datang pada makan siang itu "Yen kersa per ekor regane padha nggih mangga yen badhe pun pundhut" (Kalau mau eceran per ekor dengan harga sama, silahkan dibeli) kata Rama Bambang kepada tamu-tamu itu sambil menyebutkan harga lebih tinggi dari hasil transaksinya dengan penjual lele sebelumnya. Ternyata mereka setuju. "Gedhe cilik kula regani padha, eee sing tuku purun. Nggih kula culke. Kula terus nginfo sing ajeng nggawa bakul lele saderenge kandha yen lele pun telas payu kabeh" (Besar dan kecil saya kasih harga sama dan yang beli mau. Maka saya lepaskan. Kemudian saya memberi informasi ke calon pembeli sebelumnya bahwa lele sudah habis karena laku semua) Rama Bambang menjelaskan ke Rama Agoeng. Rama Agoeng berkomentar "Lan regane luwih dhuwur" (Dan harganya lebih tinggi) yang langsung disahut Rama Bambang "Niki pun adu arep kalih bakul kok. Mboten saget kaya karo warga sing mung tuku lima napa sedasa. Niku paseduluran" (Ini sudah berhadapan dengan pedagang, kok. Lain halnya dengan warga perorangan yang membeli lima atau sepuluh. Itu paguyuban persaudaraan) yang disambut tertawa semua di kamar makan.

0 comments:

Post a Comment