Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, December 2, 2013

DISORIENTASI SPIRITUAL (Sajian 2)


Kolom "Pastoral Ketuaan" akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa. 

Tidak Terhubung

Sementara pikiran dan hati kita terisi dengan banyak hal, dan kita bertanya-tanya bangaimana kita dapat hidup sesuai dengan tuntutan diri kita sendiri dan orang lain, kita punya perasaan tidak terpenuhi yang mendalam. Ketika sedang sibuk dan kuatir tentang banyak hal, kita jarang merasa betul-betul puas, berada dalam kedamaian atau berada di rumah. Suatu perasaan menggerogoti seperti tidak terpenuhi yang mendasari hidup kita yang berisi ...

Kebosanan adalah suatu sentimen ketidak-terhubungan. Ketika kita sibuk dengan banyak hal, kita bertanya-tanya apakah yang kita perbuat sungguh-sungguh bermakna. Hidup mewujudkan diri sebagai suatu rentetan aktivitas dan peristiwa yang acak serta tidak terhubung di mana kita sedikit atau tidak punya kontrol terhadapnya. Oleh karena itu menjadi bosan tidak berarti bahwa kita tidak berbuat apa-apa, tetapi bahwa kita mempertanyakan nilai dari apa yang kita perbuat dengan begitu sibuk. Paradoks besar masa kini adalah bahwa banyak di antara kita sibuk dan bosan pada saat yang sama. Sementara kita berlarian dari suatu peristiwa ke peristiwa yang lain, kita bertanya-tanya dalam diri kita yang terdalam apakah ada sesuatu yang benar-benar terjadi. Ketika kita hampir-hampir tidak dapat memenuhi begitu banyak tugas dan kewajiban, kita tidak merasa pasti lagi bahwa hal itu akan ada artinya ketimbang tidak berbuat sesuatupun sama sekali. Ketika orang-orang tetap mendesak kita dari segala jurusan, kita ragu apakah ada orang yang betul-betul memberi perhatian.  Singkatnya, ketika hidup kita penuh, kita tetap tinggal tidak terpenuhi. ...

Salah satu cara untuk menyatakan krisis spiritual pada zaman ini adalah dengan mengatakan bahwa kebanyakan dari kita mempunyai alamat tetapi tak dapat dijumpai di sana. Kita tahu tempat kita di mana tetapi kita selalu ditarik ke banyak jurusan, seakan-akan kita masih tidak punya tempat tinggal. "Semua hal lain ini" selalu menuntut perhatian kita. Hal-hal itu membawa kita jauh dari rumah sehingga kita akhirnya lupa akan alamat kita yang sebenarnya, yaitu tempat di mana kita dapat dijumpai.

Yesus menanggapi kondisi dipenuhi tetapi tidak terpenuhi ini, sangat sibuk tetapi tidak terhubung, berada di segala tempat tetapi tidak pernah di rumah. Dia ingin membawa kita ke tempat di mana kita seharusnya berada. Namun panggilan-Nya untuk menjalani hidup spiritual hanya dapat di dengar kalau kita secara jujur mau mengakui keadaan kita sendiri yang tanpa rumah, dan menguatirkan keberadaan kita serta mau mengakui efek keterpecahannya dalam hidup kita sehari-hari. Hanya dengan begitu barulah keinginan kita untuk mempunyai rumah yang sejati dapat berkembang. Berdasar keinginan inilah Yesus mengatakan, "Janganlah kuatir. ... Carilah Kerajaan Allah dahulu. ... dan semua yang lain akan ditambahkan-Nya kepadamu."
dari Making All Things New

0 comments:

Post a Comment