Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, August 2, 2015

DUA KUNJUNGAN PERSONAL


Beberapa hari sesudah Idul Fitri 2015 Rama FX Sukendar, Vikaris Jendral (Vikjen) Keuskupan Agung Semarang, mengunjungi Domus Pacis. Sebelum bergabung dalam makan siang beliau sempat masuk kamar Rama Bambang dan Rama Harto. Dalam kesempatan makan ini Rama Yadi, Rama Tri Wahyono, Rama Tri Hartono, Rama Agoeng, Rama Hantoro, Rama Harto dan Rama Bambang tampak senang sekali. Kelakar macam-macam muncul. Dan kelakar model imam juga ada sebagaimana kalau ada pembesar Gereja berkunjung. "E, jarene kowe arep ditetapkan neng Domus Pacis lan dadi Minister?" (E, katanya kamu akan ditetapkan tinggal di Domus Pacis dan jadi Minister?) seloroh Rama Bambang kepada Rama Hantoro yang membuat tertawa semua termasuk Rama Vikjen.

"Apa iki?" (Apa ini?) tanya salah satu rama di meja makan ketika sedang makan siang Jumat 31 Juli 2015. Rama Hantoro menjawab "Seka Martasudjita" (Dari Rama Martosudjita) yang langsung disambut kata-kata Rama Bambang "Oooo .... Kuwi oleh-oleh seka Toraja" (Oooo .... Itu oleh-oleh dari Toraja). Rama Marta memang baru saja mampir Domus dan masuk cukup lama di kamar Rama Hantoro dan kemudian sebentar di Rama Bambang dan Rama Harto. "Iki cen ngunjungi rene pa?" (Ini memang khusus mengunjungi Domus?) tanya Rama Bambang ketika Rama Marta berada di kamarnya. Rama Marta bilang "Nemoni Rama Agoeng kok. Terus mampir rene. Kae takoleh-olehi roti seka Toraja" (Aku khusus datang ke Rama Agoeng. Aku terus mampir sini. Itu ada oleh-oleh roti dari Toraja). Dan ketika tahu program Jagongan Iman, pendalaman Syahadat Katolik untuk kelompok-kelompok kaum tua, Rama Marta bilang ke Rama Bambang "Sesuk taknehi bukuku sing ngulas kuwi" (Besol kukirimi buku tulisanku yang mengulas itu).

0 comments:

Post a Comment