Santo Yohanes
Maria Vianney, Imam
Selasa, 4
Agustus 2015
Matius 14:22-36
14:22.
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan
mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
14:23
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk
berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
14:24
Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan
gelombang, karena angin sakal.
14:25
Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
14:26
Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan
berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.
14:27
Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan
takut!"
14:28
Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah
aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
14:29
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan
di atas air mendapatkan Yesus.
14:30
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu
berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang
yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
14:32
Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
14:33
Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya
Engkau Anak Allah."
14:34.
Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret.
14:35
Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya
ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya.
14:36 Mereka memohon supaya
diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya
menjadi sembuh.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada pandangan bahwa keberanian apapun yang dimiliki oleh seseorang, kalau tidak mempertimbangkan situasi dan kondisi kongkret itu, itu bukanlah kebijakan. Orang bijak akan hidup sesuai dengan perkembangan situasi dan pola hidup.
- Tampaknya, ketakutan berhadapan dengan bahaya hidup adalah kewajaran. Orang yang tak memiliki ketakutan justru dapat ngawur dalam melangkah.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata sebijak apapun dan seluas serta sedalam apapun pemahaman dan wawasan seseorang dalam bersikap dan bertindak, kalau ketakutan menguasainya itu adalah tanda orang tidak membiasakan diri berhubungan dengan aura yang bertahta di kedalaman batin. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu dengan tenang berani membuat keputusan bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam keadaan apapun.
Ah, bagaimanapun juga keberanian itu dapat
menjerumuskan.
0 comments:
Post a Comment