Yesus
Menampakkan Kemuliaan-Nya
Kamis, 6 Agustus
2015
Markus 9:2-10
9:2
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama
dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian
saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
9:3
dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini
yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
9:4
Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang
berbicara dengan Yesus.
9:5
Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat
ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan
satu untuk Elia."
9:6
Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena
mereka sangat ketakutan.
9:7
Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara:
"Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."
9:8
Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak
melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
9:9
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya
mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
9:10 Mereka memegang pesan tadi sambil
mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari
antara orang mati."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, terhadap hal yang tak dipahami orang dapat menjadi bingung. Kalau soal itu tak terpecahkan orang pun dapat menderita ketakutan.
- Tampaknya, kalau hal-hal yang membingungkan dapat terpecahkan orang dapat merasakan kelegaan. Orang juga akan hati-hati dan berharap agar tak akan mengalami lagi.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa sekalipun mampu bahkan ahli dalam problem solving, tetapi setiap kali bebas akan satu soal orang akan berhadapan dengan soal lain, dan kalau ini muncul dari kedalaman batin setiap soal, walau belum atau sulit terpecahkan, akan membuat orang mengalami kemajuan dan pengembangan hidup. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan merasa tenang bergelut dengan soal-soal hidup yang dihadapi.
Ah, orang baik dan bijak tak akan alami persoalan.
0 comments:
Post a Comment