Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, August 30, 2015

Sabda Hidup



Senin, 31 Agustus 2015
Hari biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
1Tes. 4:13-17a; Mzm. 96:1,3,4-5,11-12,13;Luk. 4:16-30.  BcO Am. 1:1-2:3

Lukas 4:16-30:
16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." 22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" 23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" 24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. 25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." 28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Renungan:
Setiap orang kalau disuruh melihat dirinya yang sering muncul adalah kekurangan-kekurangannya. Namun ketika orang lain mengatakan kekurangannya ia akan berontak dan marah. Ia tidak terima orang lain menunjukkan kekurangan dirinya.
Orang-orang Nasaret tidak terima dengan kata-kata Yesus. Yesus mengingatkan mereka kala tidak ada pertolongan untuk mereka pada masa Elia, malah orang lain yang diselamatkan. Mereka marah dan mengusir bahkan mau membunuh Yesus (bdk. Luk 4:24-29).
Kritikan dari orang lain memang bisa membuat hati kita panas. Namun kritikan itu layak kita dengarkan dengan baik. Dari kritikan itu kita bisa memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu sedang mendengarkan kritik dari orang lain. Rasakan gejolak dalam hatimu. Redakan emosimu dan tangkap dengan baik isi kritikan tersebut.

Refleksi:
Bagaimana anda menyikapi kritikan yang ditujukan kepadamu?

Doa:
Tuhan, berikanlah ketenangan dalam diriku untuk menangkap maksud baik kritikan yang ditujukan kepadaku. Amin.

Perutusan:
Aku akan menerima dan mengolah kritikan yang ditujukan kepadaku.  -nasp-

0 comments:

Post a Comment