Minggu, 09 Agustus 2015
Hari Minggu Biasa XIX
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Raj. 19:4-8; Mzm.
34:2-3,4-5,6-7,8-9; Ef. 4:30 - 5:2; Yoh. 6:41-51. BcO 2Raj. 4:38-44; 6:1-7
Yohanes
6:41-51:
41 Maka
bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan:
"Akulah roti yang telah turun dari sorga." 42 Kata mereka:
"Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana
Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?" 43 Jawab Yesus kepada
mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. 44 Tidak ada seorangpun yang dapat
datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia
akan Kubangkitkan pada akhir zaman. 45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan
mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan
menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. 46 Hal itu tidak berarti,
bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah,
Dialah yang telah melihat Bapa. 47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. 48 Akulah roti hidup. 49 Nenek
moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. 50 Inilah
roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari
roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah
daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Renungan:
Sabda Yesus tentang roti
hidup membuat orang Yahudi bersungut-sungut. Namun Yesus tidak berhenti di
situ. Ia malah menegaskan siapa diriNya dalam relasinya dengan Bapa.
Menyampaikan kebenaran
tidak akan pernah lepas dari sikap yang mencibir. Diantara yang percaya pasti
ada yang tidak percaya. Dan mereka yang tidak percaya pasti akan mencibir dan
mungkin menyangkal.
Belajar dari Yesus, walau
ada yang bersungut-sungut, mencibir dan mencela kita tidak perlu berhenti menyampaikan
kebenaran. Kebenaran itu mesti diperdengarkan. Biar andai saat itu dicibir, toh
pada saatnya orang akan mengiyakan kebenaran yang kita sampaikan.
Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang.
Bayangkan ketenangan Yesus kala menyampaikan ajaran walau ada yang bersungut-sungut.
Bandingkan dengan dirimu kala menyampaikan sesuatu.
Refleksi:
Apa yang menguatkanmu
ketika harus menyampaikan warta kebenaran?
Doa:
Tuhan semoga aku
mempunyai ketabahan dan keyakinan sepertiMu. Semoga kebenaran didengar banyak
orang, termasuk mereka yang tidak percaya. Amin.
Perutusan:
Aku akan meyakini
kebenaran dan teguh dalam menyampaikannya. -nasp-
0 comments:
Post a Comment