Senin, 17 Agustus 2015
HARI RAYA KEMERDEKAAN
REPUBLIK INDONESIA
warna liturgi Putih
Bacaan
Sir. 10:1-8; Mzm.
101:1a,2ac, 3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21. BcO Gal. 5:1-26
Matius
22:15-21:
15 Kemudian pergilah
orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus
dengan suatu pertanyaan. 16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama
orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah
seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut
kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 17 Katakanlah kepada
kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?" 18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata:
"Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 19 Tunjukkanlah
kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar
kepada-Nya. 20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan
siapakah ini?" 21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib
kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada
Allah."
Renungan:
Merdeka! Hari ini bangsa
kita memperingati hari kemerdekaannya. 70 tahun telah kita lewati. Perjalanan
yang panjang dan penuh dinamika. Kadang terasa mengalir, kadang pula penuh
dengan gejolak bahkan darah.
Dalam perenungan saya ada
satu hal yang masih sangat memprihatinkan. Negara kita belum merdeka dari
koruptor. Bahkan akhir-akhir ini makin tampak bahwa korupsi ini sungguh
berkeluarga, melibatkan pasangan suami isteri. Keluarga yang semestinya menjadi
benteng moral kehidupan malah berubah menjadi perampok uang rakyat. Bangsa yang
kaya dimiskinkan oleh sekelompok orang yang rakus.
Yesus mengajak kita untuk
memisahkan mana yang hak raja dan mana yang hak Tuhan (bdk Mat 22:21). Kita pun
bisa memilah mana yang menjadi hak kita dan bukan, sekaligus kewajibannya.
Semoga dengan begitu negara kita merdeka dari tindakan korupsi. Mari rekan
sebangsa, kita bangun negara dengan sikap bersih, jujur dan adil. Merdeka!
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu.
Lihatlah kemungkinan yang bisa kaulakukan untuk membangun dan memajukan
bangsamu.
Refleksi:
Apa yang bisa kuberikan
bagi negeri ini?
Doa:
Puji syukur atas
kemerdekaan yang telah Kauanugerahkan. Semoga bangsaku sungguh hidup sebagai
orang merdeka yang selaras dengan kehendakMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan ikut membangun
negeriku menjadi semakin baik. -nasp-
0 comments:
Post a Comment